Jakarta – Pertemuan antara Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan yang baru bersama Pimpinan dan Staf Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berlangsung di Ruang Sidang Gedung E, Lantai 10, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (6/1).
Kegiatan ini dibuka oleh Sri Hartini selaku Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi yang memberikan paparan secara umum tentang Direktorat meliputi struktur organisasi dan pengenalan Kepala Subdit serta Kepala Seksi, gambaran mengenai SDM di Direktorat, rincian kegiatan dan program serta penjelasan tentang Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) tahun 2016. Direktur juga menyebutkan bahwa visi dan misi Direktorat sudah menyesuaikan dengan renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan, serta Nawacita yang dicanangkan Presiden Jokowi. Kemudian, dipaparkan juga dengan rinci mengenai program prioritas Direktorat yaitu Fasilitasi Komunitas Budaya di Masyarakat (FKBM) dan Fasilitasi Revitalisasi Desa Adat (RDA).
Selanjutnya, Direktur Jenderal Kebudayaan menanggapi paparan dari Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi. Dirjen Kebudayaan mengulas mengenai visi dan misi Direktorat, serta mengingatkan agar tidak hanya fokus dalam pembentukan insan tetapi juga ekosistem budaya, sehingga bukan sekedar memberikan layanan atau menyenangkan masyarakat saja. Berikutnya, Dirjen Kebudayaan juga meminta agar ada sinkronisasi antar kegiatan yang serupa serta bersinggungan antar Direktorat dalam Ditjen Kebudayaan. Bahkan sinkronisasi juga dimungkinkan dengan antar kementerian atau lembaga. Kemudian, Dirjen Kebudayaan juga menekankan pentingnya publikasi di media agar masyarakat dapat mengetahui apa yang telah pemerintah lakukan. Hal ini penting juga untuk membangun kesadaran terhadap penghayat.
Nono Adya S, Sesditjen Kebudayaan juga mengulas bahwa perlu ada pembagian yang jelas tentang siapa yang difasilitasi oleh direktorat-direktorat yang ada di ditjen kebudayaan, sehingga tidak terjadi overlapping. Lebih lanjut, Winarni, Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Sekretariat Ditjen Kebudayaan menambahkan agar desa adat harus punya masterplan agar lebih jelas bedanya dengan proram dari Kementerian lainnya.
Kegiatan yang berlangsung hingga 3 jam tersebut diwarnai dengan berbagai masukan, pertanyaan dan tanggapan baik dari para Kepala Subdit, Kepala Seksi, serta staf Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi. Pertemuan ini diakhiri dengan makan siang bersama sebagai upaya dalam menjalin keakraban.