Banyumas — Rumah adat Tikelan yang merupakan salah satu hasil fasilitasi revitalisasi  Desa adat Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, yang berada di Desa Adat Mandala Kaloka, Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas diresmikan oleh Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Selasa (22/3).

Acara peresmian rumah adat dalam Desa Adat Mandala Kaloka
Acara peresmian rumah adat dalam Desa Adat Mandala Kaloka

Rumah adat Tikelan merupakan rumah khas Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Banyumas dengan model arsitektur tradisional berbentuk Joglo, disebut “Tikelan” karena pada bagian tengahnya terbuat dari kayu-kayu yang dtumpuk berudak (tikel-tikel). Pada zaman dahulu, rumah Tikelan identik dengan rumah bagi para priyayi (pejabat/orang kaya) karena pembangunannya membutuhkan konstruksi kayu yang besar-besar sehingga membutuhkan dana yang cukup banyak.

Rumah adat Tikelan yang dibangun oleh masyarakat adat Mandala Kaloka memiliki berbagai fungsi diantaranya sebagai replika jimat Kalisalak, tempat pertemuan dan musyawarah masyarakat (balai adat), sanggara kesenian, dan tempat pementasan kesenian.

Dana fasilitasi revitalisasi desa adat juga digunakan untuk membangun rumah adat Srotong dan bangunan untuk sekretariat. Rumah adat Srotong dibangun menggunakan kayu dan bambu dengan dinding dan tembok. Rumah adat Srotong terdiri dari tiga ruangan yaitu ruang peralatan (gudang), ruang galeri, dan ruang gladi kesenian. Sedangkan bangunan untuk kesekretariatan terdiri dari lima ruangan yang terdiri dari ruang kantor, ruang tamu, ruang ketua adat, dapur serta dua kamar mandi.

Rangkaian acara peresmian rumah adat dalam Desa adat Mandala Kaloka terdiri dari beberapa tahapan dimulai dengan pengguntingan pita oleh Bupati Banyumas sebelum masuk ke rumah adat, dilanjutkan dengan pelaporan pelaksanaan kegiatan revitalisasi desa adat oleh Ilham Triyono, selaku Ketua adat Mandala Kaloka. Setelah itu acara dilanjutkan dengan dengan sambutan dari Bupati Banyumas, Achmad Husein, Bupati Banyumas dan Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Sri Hartini.

Sambutan Direktur Kepercayaan Terhada Tuhan YME dan Tradisi
Sambutan Direktur Kepercayaan Terhada Tuhan YME dan Tradisi

Dalam sambutannya, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi mengapresiasi antusiasme masyarakat dalam melaksanakan kegiatan revitalisasi desa adat. Direktur menilai kerjasama dan gotong royong yang dilakukan masyarakat setempat saat proses pembangunan rumah adat adalah hal yang sangat baik.

Direktur juga mengingatkan bahwa  rumah adat merupakan pusat dari segala aktifitas budaya masyarakat adat, sehingga revitalisasi rumah adat sangat penting untuk dilakukan. Harapannya, melalui program revitalisasi desa adat, rumah adat sebagai pusat kebudayaan dapat tetap hidup dan diwariskan ke generasi berikutnya. Direktur juga berharap agar rumah adat ini dapat menjadi tempat untuk melestarikan seluruh kegiatan budaya dan adat istiadat di Desa Kalisalak sehingga ke depannya semakin maju dan dapat dijaga dengan baik karena budaya dan adat istiadat merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia.

Direktur mengajak agar semua elemen masyarakat adat bersama-sama merawat dan menjaga rumah adat karena pembangunan bidang kebudayaan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah tanpa melibatkan peran serta masyarakat.

Pemotongan Tumpeng oleh Kepala BPNB Yogyakarta
Pemotongan Tumpeng oleh Kepala BPNB Yogyakarta

Acara peresmian dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Direktur serta pemotongan tumpeng oleh Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta,  Christriyati Ariani.

Penandatanganan prasasti peresmian rumah adat
Penandatanganan prasasti peresmian rumah adat

Selanjutnya, acara peresmian desa adat Mandala Kaloka ditutup dengan doa serta makan bersama dan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit.

Pertunjukan wayang kulit dalam acara peresmian
Pertunjukan wayang kulit dalam acara peresmian