Saat ini kebutuhan Orang Rimba akan pendidikan semakin meningkat, bukan sekedar mampu membaca, menulis, dan berhitung saja, namun sampai pada tahap pengembangan soft skill dan hard skill agar bisa bersaing layaknya masyarakat umum. Hal tersebut disebabkan Orang Rimba kini mulai hidup dengan lingkungan alam dan sosial yang baru, yaitu pedesaan dan masyarakat luar/transmigran. Orang Rimba yang masih berpikir praktis dalam pemenuhan kehidupannya, kini dituntut mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya tanpa meninggalkan tradisinya. Kondisi ini jika tidak ditangani dengan segera, maka Orang Rimba akan semakin terpinggirkan karena kurangnya pembekalan untuk beradaptasi dengan zaman yang semakin modern. Untuk itulah dibutuhkan peningkatan kapasitas Orang Rimba berbasis lahan, sumber daya alam, dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), khususnya bagi peserta didik sekolah adat di Wilayah Jambi.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas peserta didik sekolah adat, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi cq. Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat bekerjasama dengan Komunitas Konservasi Indonesia Warsi (KKI-Warsi) Jambi melaksanakan kegiatan Pelatihan Kecakapan Hidup Peserta Didik Sekolah Adat di Jambi dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya Orang Rimba pada tanggal 19 – 21 Juli 2022 di Sekolah Adat Kedundung Muda, Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Kegiatan ini menghadirkan pakar di bidang pemberdayaan masyarakat adat dan kerajinan tangan yang berasal dari rotan, yaitu Fajar Adenin dari FazArt Rattan serta diikuti oleh fasilitator pendidikan dan peserta didik dari berbagai sekolah adat binaan KKI Warsi di wilayah Jambi.

Anggun Nova Sastika, Koordinator Unit Taman Nasional Bukit Duabelas KKI Warsi dalam sambutan pembukaan menyampaikan “terima kasih untuk tim Direktorat KMA yang sudah datang jauh-jauh ke sini untuk mengajarkan keterampilan serta pemanfaatan dan pengembangan sumber daya alam di sekitar untuk peningkatan ekonomi. Semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar. Orang Rimba sangat antusias mengikuti kegiatan ini, karena banyak yang sudah datang dari tadi, walaupun ada yang datang dari jauh. Pesan saya untuk Orang Rimba adalah marilah kita manfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, karena ini adalah kesempatan yang baik, kalau ada yang belum paham langsung bertanya ke pembicara”.

Hal ini senada dengan pesan yang disampaikan oleh Kapokja Masyarakat Adat, Dr. Julianus Limbeng, M.Si. yang mewakili Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat saat membuka acara. Beliau menyampaikan kepada peserta pelatihan agar semangat dan bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan ini. Selain itu, beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada KKI Warsi yang sejak tahun 1997 telah membantu pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat adat di kawasan konservasi seperti di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi ini. “Tugas pemerintah pada dasarnya adalah memfasilitasi aspirasi dan harapan dari masyarakat. Untuk itu perlu kerjasama yang baik dengan LSM-LSM yang selama ini telah membantu dalam hal pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, mari kita bersinergi, berkolaborasi dan saling koordinasi agar pemberdayaan masyarakat menjadi efektif dan efisien. Untuk masyarakat adat, mari belajar bersama agar kebudayaan kita dapat lestari, terlindungi, termanfaatkan dan dapat dikembangkan dengan baik. Mari kita ikuti perkembangan zaman, namun tidak lupa akar budaya dan adat istiadat kita.”

Saat pelatihan, Fajar Adenin selaku pengajar dari FazArt Rattan menjelaskan cara mengolah rotan menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual. Ia mengajarkan peserta pelatihan membuat barang-barang kerajinan dari rotan seperti keranjang, piring, pinggan, dan sebagainya. Salah seorang peserta pelatihan bernama Beraden dari Sekolah Adat Kedundung Muda menyampaikan bahwa ia senang dengan adanya pelatihan ini karena sebelumnya tidak pernah ada pelatihan seperti ini. Semoga keterampilan-keterampilan yang diajarkan dapat menambah penghasilannya. Ia juga berharap agar dinas-dinas terkait dapat membantu menyediakan peralatan yang memudahkannya untuk membuat kerajinan tangan dari rotan yang telah diajarkan saat pelatihan.