TANJUNG, KANALINDONESIA.COM: Direktorat Jenderal Kebudayaan gelar kegiatan trauma healing dengan tema “Revitalisasi Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional melalui Dongeng dan Permainan Tradisional”. Dalam kegiatan ini pihaknya bekerjasama dengan Dinas Kependidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Lombok Utara, dengan menghadirkan 550 siswa/siswi PAUD, TK dan SD se Lombok Utara.

Sumber: kanalindonesia.com

“Tujuan kegiatan kita ini adalah untuk pemulihan psikis sekaligus trauma healing untuk anak-anak akibat gempa,” Ungkap, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi,Christriyati Ariani di depan kantor Dikpora, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, Rabu (24/10/2018).

Ariani menjelaskan, di tahun anggaran 2018 ini, pihaknya sudah bekerjasama dengan pemerintah kabupaten Lombok Utara untuk proses penyelenggaraannya. Sebab kegiatan ini dinilai bisa membantu psikologis anak, karena dalam kegiatannya sekaligus melakukan trauma healing. Tentu yang paling ditonjolkan juga dalam kegitan ini adalah permainan tradisional.

Tidak hanya itu, kegiatan ini juga merupakan wujud kepeduliannya terhadap warga bencana gempa Lombok Utara. Disamping itu juga, kegitana ini untuk melestarikan budaya-budaya lokal seperti dongeng, yang memang saat ini mulai ditinggalkan sedikit demi sedikit oleh masyarakat khususnya generasi muda.

“Karena didalamnya terdapat unsur budaya yang terkandung nilai-nilai leluhur, yang dapat membentuk jati diri dan karakter yang mencerminkan bangsa Indonesia makanya perlu dilestarikan,” jelasnya.

Lanjutnya, Kenapa memilih Lombok Utara sebagai lokasi kegiatan ini. karena memang, di Lombok Utara ini merupakan daerah yang paling banyak jumlah anak- anak yang terdampak akibat gempa, dibandingkan dengan daerah lain di NTB. Upaya ini juga diharapkan bisa memulihkan psikis dan trauma anak-anak.

Diakuinya, Kegiatan ini juga dilakukan berdasarkan instruksi Presiden RI, Jokowi Dodo, melalui Inpres No. 5 Tahun 2018 tentang Percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa bumi. Rencana kegiatan ini juga tidak hanya difokuskan di Lombok Utara saja. Namun kabupaten kota lain juga yang terdampak di NTB, akan didatangi dengan mengadakan kegiatan yang sama.

“Dan memang, kegiatan di Lombok Utara ini diadakan selama dua hari saja, juga sekaligus mengajar anak-anak untuk melestarikan budaya bangsa, dalam rangka pemajuan kebudayaan,” katanya.

Lanjutnya, menurut pasal 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. Kegiatan ini juga dinilainya bisa meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap keragaman budaya. Karena memang, kegiatan ini adalah untuk menanamkan nilai tradisi, terhadap anak-anak generasi muda, penerus bangsa. Supaya dengan bertambahnya usia mereka (anak-anak) nanti, diharapkan bisa menyaring budaya global yang begitu deras arusnya masuk ke Indonesia.

Sebanyak 550 siswa/siswi PAUD, TK dan SD di hadirkan dalam kegiatan ini. Dari 550 itu, 300 orangnya di arahkan untuk berdogeng, Sedangkan 250 lainya diarahkan untuk melakukan permainan tradisional.

“Bentuk kegiatan kami ini berupa belajar mendongeng dan workshop permainan tradisional,” imbuhnya.

Dalam proses belajar mendongeng, pesertakan akan diarahkan dengan baik dan benar, supaya bisa menciptakan dongeng sesuai hasil kreativitasnya, setelah itu akan dipandu kedepan, untuk memperlihatkan hasil karyanya ke teman-temannya.

Sedangkan untuk workshop permainan tradisionalnya, anak- anak akan diajari cara membuat peralatan permainan yang simpel, dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan dan ramah lingkungan. Tidak hanya itu,cara membuat batik dengan desain Lombok Utara juga akan diajarkan.

“Dalam proses kegiatannya ini akan dipandu dan diarahkan langsung oleh Komunitas Baca Perempuan,” pungkasnya.(Idam)