Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengapresiasi terselenggaranya Pekan Budaya Nusantara 2023 yang dilaksanakan di Maha Vihara Maitreya, Kompleks Cemara Asri, Deli Serdang Sumatra Utara. Kegiatan ini menjadi wadah untuk pagelaran kebudayaan nusantara, seminar dan pawai yang diikuti oleh lintas etnis dengan harapan bahwa acara ini dapat membangun rasa nasionalisme masyarakat Indonesia.

Kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 1-4 Februari 2023 ini diinisiasi secara gotong royong oleh Yayasan Istana Harta Lima Penjuru (YIHLP), dihadiri oleh Wagub Sumut Musa Rajekshah bersama Sekretaris Jenderal Wantanas RI Laksamana Madya TNI Harjo Susmoro, Direktorat Jenderal Kebudayaan yang diwakili oleh Sjamsul Hadi Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat (KMA), Bupati Sergai Darwa Wijaya, Wakil Bupati Deliserdang H.M. Ali Yusuf Siregar, dan lainnya.

Pelepasan parade multi etnis diawali dengan etnis Tionghoa

Keragaman budaya terlihat dari antusias masyarakat melaksanakan parade multi etnis yang ada di Sumatra Utara diantaranya etnis Tionghoa, Jawa, Melayu, serta sub etnis yang beragam. Selain itu disajikan pula atraksi budaya yang digelar di panggung Pekan Budaya Nusantara.

Dalam kesempatan ini Sekretaris Jenderal Wantanas RI Laksamana Madya TNI Harjo Susmoro mengatakan, bahwa saat ini di Sumut ada sekitar 11 etnik hidup berdampingan. Sementara di Indonesia ada sekitar 1.340 etnik.

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa bukan suatu kebetulan Indonesia memiliki keberagaman. Keberagaman inilah yang menjadi kekayaan dan membuat bangsa ini maju. “Bunga itu indah karena ada yang putih ungu dan warna lainnya. Begitu juga Indonesia. Kalau hanya satu suku saja, maka tidak seru. Kita berbhineka,” sebutnya.

Bukan hanya itu, Direktur KMA bersama jajaran lainnya juga menerima penghargaan tokoh kehormatan Tionghoa Sumut. Penghargaan ini diterima dengan diberikannya kaligrafi bertuliskan Mandarin serta dipakaikannya baju Cheongsam.

Penghargaan tokoh kehormatan Tionghoa Sumut

Dalam sambutannya, Sjamsul berbangga bisa turut berpartisipasi sebagai bagian dari sebuah keragaman di Indonesia di mana masyarakat bisa saling menerima, gotong royong, partisipasi, dan toleransi. “Di era saat ini, negara hadir dan melindungi kesetaraan suku bangsa, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME” ujarnya.

Beliau juga mengungkap bahwa pemerintah menyiapkan dana abadi untuk pelestarian budaya Indonesia. “Masyarakat sudah bisa menggunakan ini agar budaya kita terus bisa dilestarikan,”. Harapannya kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan merupakan bagian upaya pemersatu bangsa dengan keragaman kita bersama membangun bangsa dan negara, persatuan dan kesatuan. Juga menjadi pemantik bagi semua elemen masyarakat untuk saling berpartisipasi dalam upaya pemajuan kebudayaan.

Selain misi pemajuan kebudayaan, Wakil Gubernur Sumatra Utara berharap ke depan banyak yang membuat kegiatan pekan budaya semacam ini, agar mendapatkan keuntungan ekonomi. Karena ini bisa menjadi potensi wisata dan menjadi magnet bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk datang ke Sumut. Jika bisa, pekan budaya ini bisa menjadi agenda tahunan. “Apalagi ada bazar UMKM nya. Karena seperti yang kita ketahui bahwa UMKM ini penopang ekonomi kita,” ujar beliau.

Atraksi budaya di panggung Pekan Budaya Nusantara

Perwakilan YIHLP Ade Chandra juga berharap ke depan pemangku kepentingan bisa segera mendata cagar-cagar budaya yang menjadi aset. “Begitu juga dengan perayaan Cheng Beng kami berharap bisa menjadi perayaannya warga Sumut,” ucapnya.

Dalam Pekan Budaya Nusantara ini juga akan ada Rekor Muri Tarian Liong Terpanjang se Indonesia. Rekor MURI ini nanti akan diserahkan ke Wagub Sumut agar selanjutnya diserahkan ke Lembaga Perlindungan Budaya Tionghoa.