POSBELITUNG.CO, BELITUNG — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar kegiatan sosialisasi analisis konteks pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional berbasis muatan lokal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Ballroom Hotel BW Suite Belitung, kemarin Rabu (14/8/2019) malam pukul 20.00 WIB. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh guru-guru tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK se Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung, Paryanta berharap, kepada guru yang hadir dalam kegiatan ini agar bisa menyampaikan tentang kebudayaan tradisional yang didapatkan dalam sosialisasi yang digelar selama tiga hari.
“Bukan hanya untuk guru yang hadir saja, namun kami meminta untuk menyampaikan kepada guru-guru yang lain sehingga lebih luas penyampaian sosialisasi ini agar mata pelajar muatan lokalnya tentang budaya tradisional lebih berbobot,” kata Paryanta
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung sudah dituntut masyarakat untuk menerapkan bahasa Belitung di sekolah-sekolah. Namun saat ini dirinya juga masih bingung untuk penerapannya karena bahasa Belitung, belum mempunyai akar bahasa.
“Kalau kayak bahasa jawa memang kuat, ada akar bahasanya dan huruf dari bahasa Jawa pun ada. Tetapi untuk saat ini kita tampung dan bagaimana caranya untuk dikembangkan lagi,” kata Paryanta
Pakaian Adat untuk Hari Kamis
Dinas Pendidikan mengimbau kepada sekolah yang ada di Kabupaten Belitung agar mamakai pakaian adat satu kali dalam seminggu untuk meningkatkan budaya tradisional yang dimiliki saat ini.
“Pakaian adat kita bagus, jadi untuk sekolah-sekolah di Kabupaten Belitung untuk memakai pakaian tersebut satu hari dalam seminggu,” ucapnya.
Bupati Belitung menyetujui pakaian adat dipakai pada hari Kamis.
“Semua pemerintah daerah Kabupaten Belitung, setiap hari kamis memakai pakaian adat Belitung, Mudah-mudahan dengan adanya hal ini agar terbiasa untuk mengembangkan budaya Belitung, dan dapat tersosialisasikan dengan baik,” katanya.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi analisis konteks pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya Tradisional berbasis muatan lokal dapat menyaring budaya dari luar (budaya barat-red) dan memperkenalkan budaya tradisional daerah sendiri.
“Kita tidak perlu memperkenalkan budaya dari luar kepada peserta didik di sekolah karena daerah kita sendiri mempunyai kekayaan budaya yang sangat luar biasa. Dengan syarat kita kenali terlebih dahulu kepada mereka supaya mereka tau dan nanti mereka akan bangga terhadap budayanya sendiri, ” ujar Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Christyani Arian
Lanjutnya, ini merupakan salah satu cara untuk menyaring budaya luar. Ia juga mengatakan dengan perkembangan zaman budaya luar akan terus berkembang.
“Sekarang mensosialisasikannya kepada peserta kegiatani, dimulai Rabu(14/8/2019) malam, sampai dengan hari jumat (16/8/2019) mendatang, dan peserta ini dibekali oleh narasumber dari kementerian pendidikan dan kebudayaan,” katanya.
Christyani Ariani, berharap sosialisasi ini tidak hanya berhenti sampai sosialisasi saja, ia juga akan menekankan untuk analisa konteks ini diterjemahkan lagi agar masuk dalam pelajaran muatan lokal ke semua tingkatan sekolah se Indonesia.
“Nanti saya sangat menekankan, agar masuk muatan lokal ke semua tingkat SD, SMP, SMA dan SMK sekolah se Indonesia. Karena buku ini ditulis oleh penulis lokal, harapan kami mereka lebih mengetahui, karya budaya dan kebudayaan yang secara umum dimiliki oleh masing-masing daerah,” katanya.
Artikel ini telah tayang di posbelitung.co dengan judul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sosialisasi Analisis Pengetahuan Tradisional Muatan Lokal, https://belitung.tribunnews.com/2019/08/15/kementerian-pendidikan-dan-kebudayaan-sosialisasi-analisis-pengetahuan-tradisional-muatan-lokal?page=2.
Penulis: Yuranda
Editor: Ardhina Trisila Sakti
Sumber : tribunnews