Sumber : Tribunnews.com ( http://medan.tribunnews.com/2017/08/03/sediakan-bahan-pendidikan-karakter-kemendikbud-ajak-partisipasi-putra-daerah )
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Kementrian Pendidikan Repubulik Indonesia menggelar Lokakarya Analisis Konteks Pengetahuan Tradisional Dan Ekspresi Budaya Tradisional Berbasis Muatan Lokal Di Provinsi Sumatera Utara, Kamis (3/8/2017).
Acara ini dilangsungkan di Hotel Polonia, dan sudah dimulai pada Rabu malam (2/8/2017) dan berakhir pada Jumat (4/8/2017) pagi.
Dalam acara ini puluhan guru yang berasal dari sekolah dari berbagai daerah di Sumatera Utara turut dihadirkan.
Dewi Indrawati, Kasubdit Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Tradisional mengutarakan, acara ini adalah upaya dari Kementrian Pendidikan untuk menyajikan bahan bahan ajar dan bahan bacaan yang berisikan budaya lokal yang banyak mengandung nilai-nilai luhur bangsa.
“Nilai-nilai luhur bangsa ini adalah hal yang sangat bagus untuk pendidikan karakter anak-anak bangsa ini,” ujarnya.
Dalam penulisan bahan bacaan dan bahan ajar ini, Kemendikbud melibatkan Doktor Antropologi setempat sebagai penulisnya. Para penulis ini dibebaskan untuk menulis berdasarkan pengalaman lapangan, pengetahuan dan perjalanan mereka.
“Kenapa mereka yang dipilih karena mereka yang paham dan mengetahui budaya setempat. Nanti di semua provinsi demikian. Rencana kita ada di 34 provinsi. Namun tahun ini kami pilih secara random di Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Bali,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa nantinya para guru yang mereka datangkan dalam loka karya ini akan dibekali oleh penulis-penulis lokal untuk mempersiapkan materi bahan ajar di mana dia mengajar sehingga bisa lebih mudah dimengerti para siswanya.
“Kami berikan format yang lengkap bagi guru untuk menyusun bahan ajar. Karena dengan format yang lengkap anak-anak akan lebih mudah mengerti. Selama ini sudah ada memang tulisannya, namun tidak begitu lengkap,” ujarnya.
“Misalnya dalam tarian daerah, anak-anak tahu hanya geraknya selama ini. Anak-anak tidak tahu sejarahnya, anak-anak tidak tahu maknanya apa, gerakan-gerakanya menceritakan apa dan sebagainya, nah sekarang itu harus dibuat lengkap,” tambahnya.
Dewi mengutarakan Kemendikbud sangat berharap dengan program-program ini setiap provinisi bisa menghasilkan 15 karya, dan bisa dicetak oleh Dinas Pendidikan Daerah dan Provinsi sebagai bahan ajar di sekolah dan bahan bacaan di perpustakaan.
“Harapan kami nantinya dengan adanya karya-karya ini, anak-anak bisa membaca buku ini selama 15 menit sebelum memulai peljaran. Jadi sekaligus penerapan program literasi,” ujarnya.
Penting Untuk Pendidikan Karakter
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Arsyad Lubis, menuturkan lokakarya ini sangat penting saat ini, apalagi jika dikaitkan dengan pendidikan karakter yang menjadi salah satu point penting dalam kurikulum pendidikan.
“Budaya-budaya lokal ini sangat penting untuk pendikan karakter. Apabila siswa memahami budayanya. Bisa bermain-main dengan budayanya. Ini adalah modal bagi siswa untuk menyaring budaya-budaya yang tidak pas dengan budaya dia. Ini manfaat yang paling mendasar,” ujarnya.
Untuk itu kata Arsyad, program ini akan didukungnya, terutama di tingkat SMA yang menjadi kewenangnya.
Meskipun demikian untuk ditingkat SD dan SMP akan dia koordinasikan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kota supaya turut mendukung penerapan program ini.
“Untuk pengejawantahan program ini, saya akan masukkan anggarannya. Komitment kami dibuktikan jika ada anggaran untuk program ini ditampung. Kalau hanya kami bilang komit, sama aja bohong. Kepada Dinas Pendiduikan Kabupaten dan Kota akan kami diskusikan mengenai program ini,”ujarnya.
(ryd/tribun-medan.com)