WE Online, Bandung – Kementerian Pendidilan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) menargetkan Desember 2019, akan menggulirkan buku pelajaran bagi anak-anak penganut Penghayat Kepercayaan.
Hal itu sesuai dengan Permendikbud No 27 Tahun 2016 tentang layanan pemdidikan bagi peserta didik penghayat.
“Kita sudah melangkah jauh. Di akhir tahun 2019 akan keluar buku ajar untuk anak-anak penganut aliran kepercayaan Bagi Sekolah Dasar dari kelas 1 sampai 12. Jadi di bulan Desember ini sudah keluar. Itu sudah ditandatangi Mendikbud,” kata Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Christriyati Ariani kepada wartawan usai kegiatan Sarasehan Nasional Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME di Bandung, Rabu (23/10/2019).
Buku pelajaran tersebut menjadi panduan bagi para penyuluh yang sampai saat ini berjumlah 226 orang Penyuluh Kepercayaan (guru -red) di seluruh nusantara. Mereka akan memberikan pelajaran terhadap para siswa.
Kemendikbud juga sudah melakukan sosialisasi di 18 kota. Bahkan, diundang jajaran kepala sekolah, pengawas dari Disdik, tokoh agama termasuk masyarakat umum.
Christriyati menegaskan setiap kepala sekolah harus bisa menerima keberadaan anak Penghayat Kepercayaan.
“Di manapun sekolah yang ada anak Penghayat Kepercayaan maka wajib untuk menyediakan guru yang menyediakan pelayanan pendidikannya,” tegasnya.
Adapun, porsi atau waktu pembelajaran disamakan dengan bahan pelajaran keagamaan yang lainnya.
“Kalau jam mata pelajarammya menyesuaikan dengan pelajaran agama,” ujarnya.
Terkadang, tenaga penyuluh di setiap sekolah terdapat dua orang. Tapi tidak tertutup kemungkinan di daerah terpencil seorang penyuluh mengajar 40 siswa.
Disimggung jika ada sekolah yang tidak menyediakan tenaga penyuluh maka sekolah tersebut bisa berkoordinasi dengan Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
“Nanti yang membutuhkan guru atau penyuluh bisa menghubungi utu,” ujarnya.
Ke depan, Kemendikbud sedang berupaya agar nilai pelajaran Penghayat Kepercayaan bisa masuk ke dalam buku raport siswa.
“Progresnya sudah 80 persen. Diusahakan secepatnya masuk nilai buku rapor,” tutupnya.
Sumber : https://www.wartaekonomi.co.id