SUNGAIPENUH – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia, akan melestarikan Rumah Adat yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah Rumah Larik di Kota Sungai Penuh.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan pelestari arsitektur tradisional Rumah Adat Larik di Kota Sungai Penuh, Kemendikbud mengelar bimbingan teknis (Bimtek) bersama dengan Pemerintah Kota Sungai Penuh.

Bimtek digelar di aula kantor Walikota Sungai Penuh, dihadiri oleh Wakil Walikota Sungai Penuh Zulhelmi dan Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Zulwahdi. Kegiatan ini diikuti perwakikan masyarakat dan puluhan siswa yang ada di Kota Sungai Penuh.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Kemendikbud RI, Dra. Christriyati Ariani, M.Hum, dalam sambutannya mengatakan, saat ini bangunan-bangunan tradisional, khususnya rumah-rumah adat yang ada di Indonesia, semakin menurun jumlahnya.

Ariani juga mengatakan, tidak sedikit pula yang tidak terurus atau tidak terawat dengan baik, sehingga akan mengalami proses kepunahan.

Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti cuaca, iklim, bencana alam, kemiskinan, serta semakin sulit dan minimnya ketersediaan material untuk mendapatkan bahan dasar yang digunakan.

Di satu sisi perubahan nilai-nilai budaya pun telah terjadi dalam masyarakat, sehingga berpengaruh akan kelangsungan arsitektur-arsitektur tradisional tersebut.

Maka pada tahun 2019 ini, akan dilaksanakan pada arsitektur Rumah Adat Larik, yaitu Rumah Adat Kerinci, Jambi. Kegiatan tersebut, akan dilaksanakan pada tanggal 9 – 14 November di Kota Sungai Penuh.

\”Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah generasi muda, para pelestari rumah adat, pelajar, serta masyarakat umum yang memiliki ketertarikan, dengan memberikan bekal pengetahuan dan keahlian melalui tahapan-tahapan yang ada dari narasumber yang kompeten,\” ujarnya.

Dikatakannya lagi, dukunya pembuatan rumah larik dilakukan oleh para leluhur dengan sistem gotong royong, melibatkan seluruh warga masyarakat. Sehingga, kebersamaan tercermin dalam kesatuan dalam rumah adat.

\”Kami hadir ke Sungai Penuh sudah kedua kalinya, bertepatan dengan kenduri sko. Sungai penuh ini, masih mudah ditemui adanya rumah larik. Dari situlah kami mempunyai pikiran, sungguh sangat sayang rumah larik tidak dilestraikan. Kami juga memahami, para pelestari dan pembuat rumah lirik, tokoh adat bisa diminta petunjuk,\” jelasnya.

Oleh karena itu, sambungnya, para leluhur kita berharap agar pelestarian tardisional Rumah Larik tetap lestari, anak muda bisa mengetahui tahapan pembuatan rumah larik agar tidak hilang. Ini dilakukan dengan tujuan, warisan pengetahuan yang berkaitan dengan bangunan tradisional agar tetap terus dilestarikan.

\”Kami berharap, Pemkot Sungai Penuh, untuk berinisiataif untuk membangun kembali rumah adat larik, yang saat ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat,\” tegasnya.

Wakil Walikota Sungai Penuh, Zulhelmi, dalam sambutan mengucapkan selamat datang di kota Sungai Penuh kepada Direktur Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Kemendikbud RI, untuk kedua kalinya, dimana sebelumnya telah datang pada Festival Kenduri Sko pada tahun 2018 yang lalu.

Zulhelmi mengatakan, masyarakat Kota Sungai Penuh dan Kerinci mempunyai rumah adat, budaya, benda maupun tak benda, namun sampai saat ini belum terpelihara dengan baik.

\”Dengan adanya Bintek ini, Pemerintah Sungai Penuh sangat mendukung, karena dengan adanya kegiatan ini generasi muda bisa mengetahui apa itu rumah Larik dan bagaimana melestarikan kebudayaan yang dimiliki oleh Kota Sungaipenuh,\” pungkasnya.

Penulis: Dedi
Editor: Ikbal Ferdiyal

Sumber: https://metrojambi.com/