Kemendikbud Giatkan Permainan Tradisional dan Cerita Rakyat di Wonogiri

0
3035

 

Wonogiri – Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar acara  Internalisasi Nilai Tradisi Melalui Permainan Tradisional Anak dan Cerita Rakyat di Alun-alun Giri  Krida Bhakti Wonogiri pada 9-10 Mei 2017.

Kegiatan Internalisasi Nilai Tradisi Melalui Permainan Tradisional Anak dan Cerita Rakyat bertujuan untuk melestarikan warisan budaya serta meningkatkan apresiasi terhadap keragaman budaya bangsa dan menanamkan nilai-nilai tradisi yang terkandung di dalamnya.

“Semoga kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin dan berkala dan bukan hanya sebatas pada Kabupaten Wonogiri tetapi juga mengundang daerah lainnya sehingga Wonogiri dapat menjadi pusat pelestarian tradisi,” ungkap Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.

Kegiatan ini dibuka secara oleh Bupati Wonogiri, didampingi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri. Pembukaan acara ditandai dengan peniupan alat musik tradisional priwitan  diringi alunan musik gamelan Jawa. Untuk memeriahkan acara ditampilkan tari kethek ogleng yang merupakan tarian khas kabupaten Wonogiri, yang dibawakan oleh Sanggar Darma Giri Budaya.

Tari Kethek Ogleng, tarian khas Wonogiri

Lebih dari 700 siswa/i tingkat SD, SMP, dan SLB (beserta masing-masing guru pendamping) dari seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri memeriahkan acara ini sebagai peserta. Keterlibatan mereka atas undangan dari Kepala Dinas Pendidkan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri.

permainan tradisional (ki-ka): lenggang rotan, bakiak, enggrang batok kelapa, enggrang bambu, lenggang rotan

Rangkaian kegiatan terdiri dari workshop dan lomba permainan tradisional anak yang diselenggarakan pada Selasa (9/5),  lomba mendongeng pada Rabu (10/5), serta pameran peralatan permainan tradisional dari Komunitas Anak Bawang selama kegiatan berlangsung. Adapun alat permainan tradisional yang dipamerkan seperti gasing bambu, lompat tali, lenggang rotan, egrang bambu, egrang batok kelapa, dam-daman, catur Surakarta, ular tangga, dan dhakon.

Lomba permainan tradisional bagi siswa tingkat SD berupa lomba estafet permainan tradisional terdiri dari enggrang batok kelapa,  becak-becakan,  balap karung,  bakiak dan   kontrakol. Sementara itu, bagi siswa tingkat SLB dan SMP mengikuti lomba  enggrang bambu,  balap karung,  sedhingklik oglak aglik,  giring bundaran, bakiak dan kontrakol. Acara pada hari-1 ditutup dengan pengumuman pemenang lomba serta pemberian hadiah.

Foto bersama para Juara Lomba Permainan Tradisional

Hari berikutnya adalah kegiatan Internalisasi Nilai Tradisi Melalui Cerita Rakyat, yang memilih dongeng sebagai materi. Acara ini dimulai dengan pengenalan dongeng, pelajaran tentang teknik mendongeng di antaranya latihan menirukan suara-suara tokoh-tokoh dalam sebuah dongeng. Pengajaran ini disampaikan oleh  Ki Pelok Sutrisno.  Selanjutnya  disambung dengan penampilan dari  seniman cilik, Woro Mustiko Siwi yang membawakan cerita “Timun Mas”, dengan gaya mendongengnya yang unik dan ekspresi yang menarik.

Pada kesempatan ini, anak-anak juga diajarkan cara membuat wayang suket yang diajarkan oleh Sri Waluyo. Di sini anak-anak dilatih keterampilan untuk membuat salah seorang tokoh wayang dengan bahan dasar rumput (suket). Pada kenyataannya masih banyak anak yang tidak mengetahui bahwa wayang dapat juga dibuat dari rumput. Selama ini yang mereka ketahui hanya wayang yang terbuat dari kulit kerbau yang sudah dikeringkan. Dengan diberi pelatihan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan anak-anak akan keragaman pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia.

Para siswa bersemangat menunjukan wayang suket miliknya di atas panggung.

Kegiatan dilanjutkan dengan penampilan dongeng dari perwakilan masing-masing sekolah. Para peserta bersemangat membawakan dongengnya di atas panggung. Kegiatan ini juga semakin meriah dengan para siswa yang bernyanyi bersama Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi di atas panggung. Terakhir, pengumuman penampilan dongeng terbaik serta pembagian hadiah.

Foto bersama para Juara Lomba Dongeng