Merawat Keberagaman melalui Sarasehan Anggoro Kasih

0
652

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek bekerja sama dengan MLKI kembali menggelar Sarasehan Anggoro Kasih secara tatap muka pada tanggal 25 Oktober 2021, yang berbeda dalam pelaksanaan Anggoro Kasih kali ini yaitu tempat pelaksanaannya di Pondok Pesantren tepatnya Pondok Pesantren Ahlus-Shafa Wal Wafa, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Tentu saja dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Sarasehan Anggoro Kasih merupakan sebuah forum diskusi untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai dan sistem Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang rutin dilaksanakan pada hari Senin malam atau malam Selasa Kliwon.

Pemilihan Pondok Pesantren dengan mengundang berbagai elemen masyarakat yang berasal dari latar belakang berbagai agama dan kepercayaan dalam Sarasehan Anggoro Kasih merupakan upaya untuk menumbuhkan rasa cinta kasih baik antar umat beragama dan penghayat kepercayaan maupun masyarakat pada umumnya.

“Tujuan kami adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara kebebasan beragama dan berkepercayaan itu dengan komitmen kebangsaan untuk menumbuhkan cinta tanah air. Sehingga dalam Sarasehan Anggoro Kasih kali ini melibatkan banyak elemen masyarakat yang berlatar belakang agama dan kepercayaan yang berbeda,” jelas Sjamsul Hadi, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat.

“Darma dalam agama dan Darma dalam bernegara” menjadi tema Sarasehan Anggoro Kasih kali ini dengan menghadirkan pembicara K.H. Mohammad Nizam As-Shofa sebagai pengasuh Pondok Pesantren Ahlus-Shafa Wal Wafa, Naen Soeryono sebagai Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), dan Dr. Akhol Firdaus sebagai perwakilan dari akademisi.

“Semoga Sarasehan Anggoro Kasih menjadi sebuah arena diskusi untuk menggali nilai-nilai luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat dipahami dan diinternalisasikan nilai-nilai budaya spiritual dan kearifan lokalnya,” pungkas Sjamsul.

Sidoarjo, 25 Oktober 2021
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: Kebudayaan.kemdikbud.go.id

#BudayaSaya
#PemajuanKebudayaan
#BersamaHadapiKorona