Praya, Lombok Tengah – Hari Anak Nasional diperingati dengan cara mengenalkan kembali permainan tradisional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi menyelenggarakan Internalisasi Nilai Tradisi Melalui Permainan Tradisional dan Cerita Rakyat pada tanggal 22 s.d. 24 Juli 2018.
Internalisasi Nilai Tradisi Melalui Permainan Tradisional dan Cerita Rakyat merupakan wujud kepedulian Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi terhadap keberadaan budaya-budaya lokal, khususnya permainan tradisional dan cerita rakyat, yang ada kecenderungan sedikit demi sedikit terabaikan oleh masyarakat khususnya generasi muda. Padahal di dalam kedua unsur budaya ini terkandung nilai-nilai luhur yang dapat membentuk sekaligus memperkokoh jatidiri dan karakter sebagai bangsa Indonesia.
Tujuan menyelenggarakan kegiatan ini terutama sebagai upaya untuk melestarikan budaya bangsa dalam rangka pemajuan kebudayaan (menurut UU 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan), meningkatkan apresiasi terhadap keragaman budaya, serta menanamkan nilai-nilai tradisi yang terkandung di dalam unsur-unsur budaya kepada generasi muda sebagai penyaring (filter) terhadap derasnya arus budaya global yang masuk ke Indonesi.
Peserta dari kegiatan Internalisasi Nilai Tradisi Melalui Permainan Tradisional dan Cerita Rakyat secara keseluruhan berjumlah 500 orang, yang terdiri dari siswa/siswi SD, SMP, berkebutuhan khusus (difabel), dan anak jalanan.
Bentuk kegiatannya berupa Workshop permainan tradisional, Belajar mendongeng, Lomba permainan tradisional dan Lomba mendongeng. Workshop permainan tradisional yakni mengajari anak cara membuat peralatan permainan yang mudah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh serta ramah lingkungan. Kegiatan ini akan dipandu oleh komunitas permainan tradisional Komunitas Banaspatiraja (pemerhati permainan tradisional). Belajar mendongeng yaitu mengajari anak untuk bisa menciptakan dongeng berdasarkan kreativitas sendiri, serta membawakannya dengan baik dan benar di hadapan teman-temannya. Kegiatan ini dipandu oleh seorang komunitas dongeng, yaitu Bapak Lalu Abdul Rochim dkk.