Jejak Tradisi Nasional

0
1384

Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi

Subdirektorat Lingkungan Budaya dan Pranata Sosial

 

Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang tersebar mulai dari Sabang sampai dengan Merauke. Tersebarnya pulau tersebut masing-masing pulau memiliki cirinya sendiri. Tidak hanya keadaan alamnya, namun juga segala aspek yang terdapat didalam pulau tersebut, khususnya manusia dan tradisi yang dimilikinya. Secara otomatis, Indonesia merupakan sesuatu yang tersusun berdasarkan keragaman tradisi yang melimpah.

Tradisi sendiri merupakan sesuatu yang erat kaitannya dengan ‘tanda pengenal’, baik itu secara individu, kelompok, maupun pada skala yang lebih besar. Tradisi juga dijadikan sebagai ‘manual book´ bagi para pendukungnya dalam rangka menjalani kehidupan sehari-hari. Sayangnya, di era globalisasi ini tradisi tersebut cenderung ditinggalkan karena dianggap kuno atau tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya apresiasi masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda, terhadap tradisi yang diwariskan oleh leluhur. Hal ini bertolak belakang dengan tugas generasi muda, yang mana sebagai generasi penerus bangsa mereka harus mengembangkan tradisi yang dimiliki bangsanya sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Dengan demikian, diharapkan di era modern ini bangsa kita tetap memiliki jati diri dan karakter sebagai bangsa Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu upaya peningkatan apresiasi masyarakat, khususnya generasi muda terhadap keragaman tradisi dan karya budaya dalam rangka pelestarian kebudayaan. Bertolak dari kondisi tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi melaksanakan kegiatan Jejak Tradisi Nasional (JETRANAS). Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi ‘penggerak’bagi generasi muda untuk dapat mengenal dan memahami keragaman budaya di Indonesia, khususnya yang sudah menjadi tradisi dan perlu dikembangkan sesuai kebutuhan saat ini. Selain itu, secara langsung turut melestarikan keragaman budaya di Indonesia, dalam arti melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kegiatan Jejak Tradisi Nasional diselenggarakan secara berkesinambungan dengan lokasi penyelenggaraan yang berbeda setiap tahunnya. JETRANAS 2014 dilaksanakan di Bali dengan fokus pada budaya Bali di Masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan. Masyarakat adat Tenganan Pegringsingan merupakan bagian dari budaya masyarakat Bali Aga (Bali asli), yang belum banyak mendapat pengaruh budaya dari luar.

Kegiatan ini merupakan “puncak” dari kegiatan Jejak Tradisi Daerah (JETRADA), yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) di masing-masing wilayah kajian. BPNB merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ruang lingkup kegiatan Jejak Tradisi Nasional tahun 2014 adalah mengunjungi wilayah-wilayah yang masih mempertahankan tradisi, yang dapat berupa aktivitas-aktivitas budaya maupun karya budaya suatu masyarakat. Kegiatan JETRANAS 2014 meliputi beberapa bentuk kegiatan, antara lain:

  1. Pengumpulan data. Peserta diajak mengunjungi desa adat Tenganan Pegringsingan. Peserta diajak untuk melihat secara langsung berbagai tradisi dalam wujud karya budaya yang masih dijalankan oleh masyarakat desa adat Tenganan Pegringsingan, seperti pembuatan tenun, senjata tradisional, alat musik, kerajinan lukis di atas daun lontar, anyaman ata,sesaji, kuliner tradisional, obat-obatan tradisional / urap-urap, pakaian pengantin, pakaian tari, arsitektur rumah tradisional, dan arsitektur pura. Untuk memperoleh data dan informasi mengenai tradisi setempat, peserta melakukan obeservasi dan wawancara terkait dengan objek materi yang telah ditentukan.
  2. City Tour. Para peserta diberikan kesempatan mengunjungi pusat penjualan barang-barang souvenir khas Bali, agar mereka dapat mengetahui hasil-hasil industri kreatif setempat yang merupakan salah satu potensi wisata Pulau Bali.
  3. Penulisan laporan dan presentasi. Peserta yang terbagi dalam 12 kelompok diwajibkan membuat laporan tertulis (pedoman penulisan terlampir) mengenai karya budaya dan tradisi yang terdapat di desa adat Tenganan Pegringsingan (tema sudah ditentukan panitia). Selanjutnya laporan dipresentasikan dan dibahas oleh Tim Pembahas.