Jakarta – Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengajak dinas pendidikan dan kebudayaan di seluruh Indonesia untuk sinergikan Pekan Kebudayaan Nasional dalam Rapat Koordinasi Pekan Kebudayaan Nasional, pada Selasa (21/5/2019) di Jakarta. Inisiatif ini merupakan langkah awal dalam mengimplementasikan kelembagaan Pekan Kebudayaan Nasional sesuai wujud implementasi Kongres Kebudayaan Indonesia hasil rumusan Strategi Kebudayaan pada Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.
Sri Hartini, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam laporannya mengatakan, Ditjen Kebudayaan dalam hal ini telah mempersiapkan sejumlah aktivitas, baik secara subtansi maupun teknis pengorganisasian. Ini sudah disusun sejak awal tahun 2019. Selama awal persiapan, sudah ada 3 Kabupaten/Kota yang mendukung dan partisipasi, yakni Tulungagung, Asahan dan Tasikmalaya. Adapun bentuk kegiatannya akan terbagi menjadi tiga bidang, yaitu Pasanggiri (kompetisi), Pagelaran, dan Sawalawicara (konferensi).
“Secara proses kami sudah lakukan dengan model-model yang kami lakukan di tiga Kabupaten/Kota, yaitu Tulungagung, Asahan dan Tasikmalaya. Memang tidak seluruh komponen (kompetisi/pagelaran/konferensi) dilakukan, tetapi paling tidak ada gaungan permainan tradisional,” ujar Sri Hartini.
Sementara itu, Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan berharap, pertemuan dengan perwakilan dinas pendidikan dan kebudayaan ini akan memberikan sumbangsih dalam menyukseskan Pekan Kebudayaan Nasional. Belum lagi, masing-masing daerah memiliki pagelaran kebudayaan tahunan yang dikemas sesuai skema daerah, sehingga dirasa ada semangat yang sama untuk memajukan kebudayaan melalui kegiatan bertajuk Pekan Kebudayaan Nasional.
“Di kesempatan ini sama-sama kita melihat seberapa mungkin dinas dapat terlibat secara langsung. Jika ada hambatan mari kita diskusikan,” ajak Hilmar Farid.
Pekan Kebudayaan Nasional rencananya akan dilaksanakan pada 13 Oktober – 19 Oktober 2019 di Istora Senayan, Jakarta. Kegiatan berjenjang dari level kabupaten/kota hingga provinsi ini mengusung tema “Napak Tilas Budaya: Menilik Ulang Watak Kebangsaaan Dalam Pola Kehidupan Masyarakat di Gugus Nusantara. Melalui Pekan Kebudayaan Nasional juga diharapkan dapat mendorong interaksi untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif dan mampu mengembangkan nilai ekspresi serta praktik kebudayaan tradisional, sekaligus melibatkan peran serta kaum muda dalam memajukan kebudayaan.
Foto: Heri Budi Santoso