Dalam kesempatan taping (rekaman) program acara Sindel Menthel yang didakan di Wahana Edukasi Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan dengan mengusung tema “Sangiran untuk Pendidikan”, Drs. Suwardi, M.M. selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen banyak mengulas tentang Sangiran sebagai gudang pengetahuan. “Sebagai gudang pengetahuan, Sangiran perlu disampaikan kepada siswa-siswi yang ada di Kabupaten Sragen”, jelasnya.
Menyikapi itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen melakukan berbagai aksi nyata seperti dengan kegiatan, “Museum Masuk Sekolah sebagai muatan lokal adalah komitmen Pemerintah Kabupaten Sragen. Kerjasama dengan setiap stakeholder dilaksanakan untuk mengembangkan Situs Sangiran untuk ilmu pengetahuan dan memanfaatkan sekaligus melindungi Situs Sangiran”, ungkapnya.
Pengelolaan Sangiran dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten untuk menyampaikan informasi tentang Sangiran pada masyarakat harus selalu saling mendukung. Salah satunya adalah dengan memperbaiki sarana dan fasilitas secara bertahap. “Sangiran masuk dalam muatan lokal agar anak didik mampu mengerti dan memahami tentang kebudayaan di daerah Sragen, ini merupakan pendidikan yang luar biasa”, tambahnya.
Dari sisi BPSMP Sangiran, Sukronedi, S.Si, M.A. selaku Kepala BPSMP Sangiran mengungkapkan bahwa, “Sangiran merupakan sumber pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pendidikan, selain itu juga untuk wisata. Jadi sangat tepat jika Sangiran menjadi wisata edukasi yang bermanfaat bukan hanya bagi siswa tapi juga bagi masyarakat umum”.
Wisata edukasi yang ditawarkan Sangiran adalah pengembangan ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk para mahasiswa, akademisi, dan peneliti. Selain itu juga museum bagi siswa, guru, dan masyarakat umum. “Museum saat ini berbeda dengan museum yang dulu, sepi, seram, horor, panas, sumpek dan menakutkan tapi saat ini museum modern dengan suasana yang enak, sejuk, nyaman, mengikuti teknologi modern dan juga menyenangkan, selain itu museum dinamis, artinya bisa berubah mengikuti perkembangan dan kebutuhan pengunjung dan Museum di Sangiran sudah mulai berubah dan dinamis”, jelas Sukronedi lebih lanjut. (Wiwit Hermanto)