Dinas Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menghelat pameran bersama berbagai museum yang menampilkan koleksi unggulan. Peserta terdiri dari museum DIY dan nusantara baik yang dikelola swasta maupun pemerintah, dengan 60 booth yang menampilkan koleksi dari peserta pameran. Pameran berlangsung selama 5 hari dari tanggal 17 sampai 21 Mei 2017, mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Pameran bertema “Museum Jogja Istimewa untuk Indonesia” ini bertempat di Jogja City Mall. Pameran dibuka oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X Rabu (17/5/2017). Pembukaan pameran ditandai dengan petikan dawai siter oleh Gubernur, dilanjutkan peninjauan stan. Hadir pada acara pembukaan tersebut Gusti Sultan Sepuh 14 Kraton Kasepuhan Cirebon beserta Permaisuri, Putra Mahkota Kerajaan Gowa, serta Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pameran diadakan di mal merupakan upaya mendekatkan museum dengan masyarakat agar dapat berbelanja sekaligus menyaksikan kebesaran budaya bangsa. Hal ini dilakukan dengan melihat kenyataan kunjungan ke museum di Indonesia masih cukup rendah. Untuk mendongkrak kunjungan ke museum perlu dilakukan kegiatan yang bisa menarik masyarakat untuk berkunjung.
Dalam sambutannya Sri Sultan berharap kunjungan ke museum bisa ditingkatkan. Lebih lanjut Sri Sultan mengungkapkan data bahwa tingkat kunjungan museum sangat minim, sejauh ini baru sekitar 2 persen dari jumlah penduduk dan dengan diadakannya pameran seperti ini diharapkan tingkat kunjungan akan bertumbuh. Pentingnya meningkatkan kunjungan ke museum sebagai wahana yang sarat akan nilai sejarah dan pendidikan, masyarakat terutama pelajar bisa memanfaatkan museum untuk belajar.
Upaya lainnya yang bisa mengundang minat masyarakat untuk berkunjung ke museum adalah dengan mendekatkan diri sesuai dengan gaya hidup saat ini. Dengan pameran museum di pusat perbelanjaan merupakan cara untuk mengenalkan museum yang dikemas untuk memenuhi selera calon pengunjung. Daya tarik mal diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk berkunjung.
Dengan pertimbangan tersebut Sultan mengapresiasi upaya penyelenggaraan pameran di pusat perbelanjaan. Pameran ini cocok untuk memperkenalkan museum terutama museum baru yang dirancang dengan suasana yang menyenangkan dari segi pembelajaran yang interaktif dan atraktif. Saya mengapresiasi penyelenggaraan di mall ini untuk menarik minat masyarakat berkunjung ke museum, tegasnya.
Museum sedikit dikunjungi karena dinilai kurang menarik. Penjelasan yang diberikan terhadap benda koleksi kemungkinan juga tidak lengkap atau bisa jadi manajemennya juga tidak mengerti. Menurut Sultan, agar museum menarik maka kreativitas dan sentuhan teknologi untuk menjelaskan menjadi daya tarik sendiri. Daya tarik yang pada akhirnya dapat menggugah masyarakat untuk berkunjung ke museum dan mendapatkan pengetahuan tentang budaya bangsa. (Wiwit Hermanto)