Wajah-wajah terlihat begitu ceria dan bahagia tampak di BPSMP Sangiran di hari Kamis 14 Juli 2016. Terlihat para karyawan dan undangan beserta keluarga menghadiri syawalan yang digelar BPSMP Sangiran di halaman di depan display 3 Museum Manusia Purba Sangiran.
Acara syawalan diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan kemudian dilanjutkan dengan ikrar Syawalan. Acara ini kemudian buka oleh Kepala BPSMP Sangiran Sukronedi, S.Si., M.A. yang mengajak undangan untuk kembali ke fitrah setelah selama sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Kesempatan Idul Fitri diharapkan menjadi momentum bagi peningkatan kinerja karyawan BPSMP Sangiran.
Saat ini BPSMP Sangiran sudah memberi kesempatan kuliah bagi beberapa karyawan baik didalam maupun luar negeri. Pada tahun ke depan kesempatan ini akan terus diberikan, selain itu peningkatan SDM dilakukan dengan mengirim karyawan dalam pelatihan dan workshop yang akan memberi tambahan ilmu dan pengalaman dalam peningkatan kinerja.
Peningkatan kemampuan karyawan akan bermanfaat bagi institusi untuk berkembang ke depannya sehingga membawa manfaat bagi karyawan itu sendiri. Ke depan diperlukan regenerasi jabatan struktural yang dalam 3 tahun ke depan akan pensiun. Artinya banyak peluang dan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan diri dalam karirnya.
Setelah dibuka, acara syawalan dilanjutkan dengan tausyiah tentang keutamaan Idul Fitri oleh Ustad Ahmad Saefudin. Dalam tausyiahnya Ustad Ahmad Saefudin menyampaikan Idul Fitri diartikan sebagai puncak dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Idul Fitri sendiri memiliki keterkaitan makna dengan tujuan akhir yang ingin diraih dari pelaksanaan kewajiban berpuasa. Idul Fitri secara bahasa atau etimologi bisa berarti Hari Raya Kesucian atau bisa juga diartikan sebagai Hari Kemenangan umat Islam. Kemenangan disini adalah bentuk dari kemenangan dalam menggapai kesucian atau perwujudan dari kembali kepada keadaan fitrah (Fitri).
Dari penjabaran tersebut berarti kata Idul Fitri atau kembali kepada fitrah merupakan pengertian yang sangat relevan atau berhubungan dengan makna sebenarnya dari keberhasilan yang diperoleh setelah berakhirnya pelaksanaan ibadah puasa. Idul Fitri juga artinya berbuka puasa, jadi Idul Fitri bisa juga diartikan sebagai hari berbuka secara massal kaum muslimin setelah sebulan lamanya menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kebahagiaan yang dirasakan pada saat menjelang waktu berbuka puasa di waktu maghrib selama sebulan seakan dimanifestasikan pada tanggal 1 Syawal di Hari Raya Idul Fitri. Idul Fitri merupakan bentuk dari pengekspresian sebagai ”Iduna Ahlil Islam”, sabda Nabi, (Hari Raya kami penganut Islam) sebab Hari Raya Idul Fitri adalah hari makan-minum serta bersuka cita sehingga diharamkan bagi umat muslim untuk berpuasa.
Idul Fitri bermakna Hari bersuka cita, maka pada hari besar itu semua harus terbebas dari kesedihan, kesusahan dan jangan sampai ada orang yang meminta-minta. Makna sebenarnya dari kalimat tersebut adalah diwajibkan bagi umat muslim yang mampu untuk membayar zakat yang berupa zakat fitrah kepada fakir miskin sebagai bentuk dari berbagi kebahagiaan dari mereka yang tidak berpunya agar bisa merasakan suka cita pada hari tersebut.
Setelah berzakat dilanjutkan dengan menyambung tali silaturahmi antara sesame manusia. Menyambung tali silaturahmi ini merupakan keutamaan hubungan antar sesama manusia terutama menyambung tali silaturahmi dengan orang yang telah lama terputus hubungannya. Inilah pembelajaran dari Ramadan, bulan yang penuh rahmat dan barokah bagi umat Islam.
Bermaafan dengan sesama, meminta maaf terhadap segala kesalahan yang dilakukan terhadap sesama manusia dan memberi maaf pada rekan sejawat, tetangga, saudara dan handaitaulan. Semua didasari dengan keikhlasan dan relaan dalam memberi dan menerima maaf. Memaafkan artinya bukan hanya sebuah kata maaf tetapi juga melupakan kesalahan yang pernah dilakukan dan tidak mengulanginya lagi.
Setelah tausyiah usai, dilanjutkan dengan bersalam-salaman tanda meminta maaf terhadap sesama dan dengan ikhlas dan rela memaafkan. Suatu pembelajaran bagi hubungan sesama manusia dan menjadi momentum perbaikan bagi hubungan sesama manusia.
Bersalam-salaman ternyata berlanjut dengan acara pembagian doorprize bagi yang beruntung. Kepala BPSMP Sangiran beserta pejabat struktural bersama istri didaulat untuk mengambil undian doorprize ini. Tergambar keceriaan dan kebahagian dari penerima doorprize ini yang tidak menduga beruntung mendapatkannya.
Momentum Idul Fitri tahun ini semoga menjadi titik awal bagi perbaikan dan pengembangan diri bagi seluruh karyawan BPSMP Sangiran khususnya dan seluruh masyarakat di sekitar Situs Sangiran pada umumnya. Dengan momentum ini akan menumbuhkan kesadaran agar menjadi lebih baik setiap harinya dan terus berkembang dalam hubungan antara sesama. (Wiwit Hermanto)