Membangun Komunikasi dengan Pengelola Punden Tingkir

0
505

Sebagai sebuah institusi pemerintah, BPSMP Sangiran memiliki tugas dan fungsi untuk melibatkan masyarakat dalam berbagai aktivitas pelestarian. Upaya pelestarian memerlukan peranserta masyarakat, merekalah pemilik sebagian besar lahan di Situs Sangiran dan juga sebagai subyek dalam pelestarian Situs Sangiran.
BPSMP Sangiran dalam hal ini Seksi Pemanfaatan akan melaksanakan program yang melibatkan masyarakat. Dalam pelibatan masyarakat ini perlu kiranya koordinasi serta komunikasi agar program dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Masyarakat lokal atau masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Museum Manusia Purba Klaster Krikilan menjadi target dari program ini, mereka bukan hanya sebagai peserta tapi diharap mampu memberikan informasi dan memberikan karya terbaik mereka.
“Pada akhir bulan ini, kami merencanakan menggelar sebuah acara bertajuk “Jelajah Sangiran”. Masyarakat lokal akan kami libatkan bukan saja sebagai peserta tetapi lebih dari itu, kami memberi mereka ruang untuk berbagi, mengenalkan karya mereka sekaligus mempromosikannya pada peserta Jelajah Sangiran ini”, aku Iwan Setiawan Bimas selaku Kasi Pemanfaatan.
Untuk mengkomunikasikan hal tersebut, Iwan beserta stafnya berkoordinasi dengan Aris Rustioko selaku Pengelola Punden Tingkir. Punden Tingkir terletak tak jauh dari Museum Manusia Purba Klaster Krikilan. “Di punden terdapat pohon besar dan konon peninggalan

Joko Tingkir. Di atas bukit terdapat 3 makam, Joko Tingkir dan diperkirakan anak buahnya”, jelas Aris.
Ini merupakan salah satu sumber daya alam yang dimiliki Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen yang sudah lama terlupakan masyarakatnya. “Dulu sering untuk tempat wisata, museum lama kan berada di Balai Desa Krikilan sebelum dipindah ke lokasi sekarang”, jelas Aris yang merupakan pemuda asli Sangiran.

Punden Tingkir coba dihidupkan kembali oleh Aris dengan menggagas Forsa (Forum Remaja Sangiran) yang sudah berbadan hukum. Forsa merupakan sebuah organisasi anak muda yang berada di luar organisasi Karang Taruna, berusaha berjuang dengan idealisme yang terus dipupuk.
“Menurut saya, yang punya semangat dan daya juang itu kan anak muda, akhirnya sedikit demi sedikit terbangun sampai sekarang belum ada campur tangan baik itu dari pemerintah desa ataupun dari instansi lainnya, itu murni dari perjuangan kita”, sebut Aris.
Dengan latar belakang tersebut, maka program Jelajah Sangiran ingin melibatkan salah satu kekayaan alam ini pada publik. “Saya ingin dari pengelola Punden Tingkir untuk berbagi pada para peserta dari berbagai latar belakang sehingga dapat dikenal. Kami mengundang juga beberapa komunitas di Sangiran serta luar Sangiran sehingga semua dapat berbagi pengetahuan dan informasi”, jelas Iwan menutup koordinasi. (Wiwit Hermanto)