Kebangkitan Nasional, Menjadi Awal dari Pembangunan Bangsa

0
1591

Senin 21 Mei 2018, segenap karyawan BPSMP Sangiran mengikuti upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Lebih dari seabad berlalu, tepatnya 110 tahun yang lalu, pada tanggal 20 Mei 1908 terjadi sebuah peristiwa yang yang mengawali sebuah persatuan berbangsa dan bertanah air. Hari dimana para pahlawan bangsa ini menyatukan tekad, semangat, asa, dan cita membangkitan rasa nasionalisme, sehingga mampu menggetarkan kekuatan melawan penjajah dan merebut kemerdekaan.


Peristiwa itu sudah berlalu 110 tahun, menjadi sebuah tonggak bersejarah dan mengawali langkah-langkah kebangkitan bangsa Indonesia terus maju, hidup, dan berkembang, seiring dengan perkembangan dunia global. Kala itu, rakyat memiliki inisiatif untuk berjuang demi meraih kemerdekaan dengan membentuk berbagai perkumpulan, pada saat itu kita nyaris tak punya apa-apa. Sebuah modal utama yang disadari kala itu adalah niat untuk bersatu yang merupakan kata kunci ketika ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia yaitu kemerdekaan. Dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal primordial akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan.
Dalam sambutan Menteri Komunikasi Dan Informatika RI yang dibacakan Drs. Muhammad Hidayat selaku inspektur upacara Hari Kebangkitan Nasional, disampaikan bahwa, “Para pendahulu yang berkumpul dalam organisasi-organisasi seperti Boedi Oetama itu memberikan yang terbaik bagi terbentuknya bangsa melalui organisasi. Bukan pertama-tama dengan memberikan harta atau senjata, melainkan dengan komitmen sepenuh jiwa raga. Seratus sepuluh tahun kemudian bangsa ini telah tumbuh menjadi bangsa yang besar dan maju, sejajar dengan bangsa-bangsa lain”.
Peristiwa 110 tahun yang lalu itu menjadi tonggak bersejarah untuk bersatu meraih kemerdekaan yang digagas para pendahulu kita. Ke depan, bangsa ini akan meraih apa yang dikenal sebagai “Bonus Demografi” yang menyuguhkan potensi keuntungan bagi bangsa karena proporsi penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding penduduk usia non-produktif. Menurut perkiraan Badan Pusat Statistik, rentang masa ini akan berpuncak nanti pada tahun 2028 sampai 2031, yang berarti tinggal 10-13 tahun lagi. Pada saat itu nanti, angka ketergantungan penduduk diperkirakan mencapai titik terendah, yaitu 46,9 persen.
Tema dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2018 yaitu “Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia dalam Era Digital” harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia. Lebih lanjut, dalam sambutannya, Menteri Komunikasi dan Informatika RI mengungkap data, “Generasi bonus demografi” yang kebetulan juga beririsan dengan “generasi millenial” kita tersebut, pada saat yang sama, juga terpapar oleh masifnya perkembangan teknologi, terutama teknologi digital. Digitalisasi di berbagai bidang ini juga membuka jendela peluang dan ancaman yang sama. Ia akan menjadi ancaman jika hanya pasif menjadi pengguna dan pasar, namun akan menjadi berkah jika kita mampu menaklukkannya menjadi pemain yang menentukan lansekap ekonomi berbasis digital dunia”.
Bonus demografi dan juga kehadiran generasi milenial diharapkan mampu mendukung perkembangan teknologi digital. Sumber daya manusia yang dibangun harus paham akan keuntungan dan kerugian perkembangan teknologi digital. Hal ini menjadi peluang bagi orang yang mampu menaklukkan teknologi dan dimanfaatkan bagi kemaslahatan rakyat. (Wiwit Hermanto)