Gejog Lesung, Salah Satu Kesenian Rakyat di Sangiran

0
1186

Suara tabuhan musik yang harmonis dihasilkan justru bukan dari sebuah alat musik, alunan musik yang semarak bisa dihasilkan oleh alat pemisah padi dengan kulitnya, lengkap dengan iringan berbagai tembang Jawa dengan menghasilkan harmonisasi yang unik. Pukulan yang dihasilkan oleh alu, sebuah kayu panjang untuk menumbuk padi, juga lesung, rongga kayu berbentuk seperti perahu panjang sebagai tempat padi yang ditumbuk, seni ini dinamakan gejog lesung. Permainan gejog lesung sudah ada di kalangan petani sejak lama, sebelum menjadi pertunjukan musik dalam arti sebenarnya seperti saat ini.

Kesenian gejog lesung yang biasanya digunakan sebagai pengisi waktu luang para petani setelah seharian bekerja menumbuk padi. Kesenian ini tumbuh, hidup dan terus berkembang di Situs Sangiran dengan segala kisah yang diceritakan dalam pementasannya.

Salah satunya kelompok kesenian itu terdapat di Dusun Ngampon, Krikilan, Kalijambe, Sragen. Kelompok ini berada tak jauh dari Museum Manusia Purba Klaster Krikilan. Mereka bergabung dalam Sanggar Sangir dan berlatih secara teratur dengan peserta mulai dari anak-anak hingga dewasa (bapak-bapak dan ibu-ibu).

Sanggar Sangir ini bukan hanya berlatih gejog lesung saja tetapi teater dan karawitan yang pesertanya merupakan petani, pedagang dan anak sekolah. Sanggar Sangir terbuka bagi masyarakat yang bersedia ikut latihan dan tidak dipungut biaya. Syarat utama yang diajukan jika ingin ikut dalam Teater Sangir adalah tidak terlibat dalam kegiatan politik sama sekali. Semua kegiatan murni untuk usaha memajukan kesenian dan sebagai pengisi waktu luang.

Dengan kesenian masyarakat, diharapkan menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung museum. Pengunjung bukan saja menyaksikan kebesaran Sangiran melalui museum tetapi juga menyaksikan kebudayaan yang ada ditengah masyarakat. (Wiwit Hermanto)