EUGENE DUBOIS Mengapa Hindia Belanda?

0
1791

Beberapa saat setelah menjadi dosen anatomi di Belanda, Dubois kehilangan gairah mengajar. Baginya, kehidupan kampus begitu membosankan. Ia justru terobsesi untuk mencari kebenaran dari teori Ernst Haeckel, ahli biologi dari Jerman, tentang adanya spesies penghubung antara manusia dan kera dalam proses evolusi yang disampaikan oleh Darwin. Ialah the missing link: sosok pra-manusia yang menurut Haeckel telah berjalan tegak tetapi belum punya kemampuan bicara. Dorongan itu membuat Dubois meninggalkan kampus, dan mulai bertualang.

Ia pernah menjelajah tempat kelahirannya di Limburg, Belanda. Namun hanya menemukan fosil dengan usia belum terlalu tua di Henkeput, tak jauh dari Limburg. Tidak puas dengan hasil temuan, ia mulai bertanya: di manakah pencarian akan dimulai?

Dubois melihat beberapa tempat yang memungkinkan ia memulai pencarian berdasarkan pendapat tiga ilmuwan. Charles Darwin merujuk pada daerah tropis dalam bukunya Descent of Man, sedangkan Alfred Russel Wallace menyarankan untuk mencari di gua-gua Afrika dan Asia Tenggara, dan Richard Lydekker mengusulkan daerah British India—sekarang Pakistan, tempat ia menemukan fosil Palaeopithecus sivalensis di Siwalik Hills.

Akhirnya, ia berpaling ke wilayah Hindia Belanda, setelah membaca laporan Karl Martin mengenai fosil temuan Raden Saleh di Jawa. Dalam tulisan itu, Martin membandingkannya dengan temuan Lydekker di Siwalik dan berkesimpulan bahwa keduanya berasal dari zaman yang sama. Dubois pun yakin bahwa bahwa di Hindia Belanda dia dapat menemukan fosil antara manusia dan kera. Dalam catatannya, Dubois menyebut Sumatera sebagai tujuan pencarian fosilnya.

Geologi, topografi, iklim dan geografi, semua memprediksi bahwa fosil dari zaman Plestosen berada di dalam gua-gua Sumatera yang tak tersentuh. Jika nenek moyang mirip kera ada di Asia, maka sisa-sisa fosilnya adalah bagian dari fauna purba Sumatera. Mereka belum ditemukan karena belum ada orang yang mencarinya di tempat yang tepat.

Tahun 1887, Eugene Dubois mendaftarkan diri ke dinas militer Belanda dan meminta agar ditugaskan ke Hindia Belanda. Akhirnya, dengan menggunakan kapal uap SS Prinsess Amalia, bertolak dari pelabuhan Amsterdam pada 29 Oktober 1887, Dubois yang ditugaskan sebagai dokter militer membawa istrinya Anna, dan Eugenie, putri pertamanya, berlayar menuju Hindia Belanda.

Desember 1887, kapal berlabuh di Sumatera. Dubois menginjakkan kaki di tanah mana mimpinya mungkin akan terwujud: menemukan The Missing Link.-ISB-

(Display 1, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung)