Situs Sangiran merupakan salah satu situs manusia purba di Indonesia yang sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia. Selain itu Situs Sangiran berada ditengah-tengah pemukiman penduduk sehingga perlu aspek pemanfaatan yang menjadi bagian integral dari pelestarian situs yang selaras dengan amanat Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010.
Salah satu media yang cukup efektif dalam mempromosikan Situs Sangiran adalah melalui media audiovisual berupa film. Film dapat menjadi salah satu media penyampai pesan yang efektif dan menarik tentang Cagar Budaya, termasuk Sangiran. Untuk itu, untuk merangsang masyarakat luas untuk lebih mengenal dan mengerti tentang nilai penting Situs Sangiran, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran mengadakan kegiatan bioskop keliling (Bioling). Kegiatan Bioling ini dapat menjadi sarana promosi, edukasi dan penyebaran informasi yang efektif dan efisien guna mengenalkan Sangiran secara khusus maupun Cagar Budaya secara umum kepada publik.
Sasaran dari penyelenggaraan kegiatan Bioling ini adalah masyarakat Desa yang ada di Kawasan Situs Sangiran dari berbagai segmen, berbagai kalangan, usia, serta latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Kegiatan ini juga menyasar kalangan muda, khususnya para pelajar dari berbagai jenjang pendidikan. Pada akhirnya, dengan diadakannya kegiatan bioskop keliling ini dapat memunculkan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan situs purbakala, khususnya Sangiran.
Tujuan diadakannya Bioling ini adalah agar masyarakat Sangiran dan sekitarnya mengenal dan mengetahui salah satu jejak peninggalan peradaban prasejarah terbesar di Indonesia yang juga menjadi warisan budaya dunia dan diakui dunia internasional. Masyarakat diharapkan meningkatkan kesadarannya untuk ikut menjaga dan melestarikan potensi situs-situs arkeologi di Indonesia. Akhirnya, diharapkan muncul partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian tinggalan purbakala. Selain itu, Bioling juga dapat sebagai sarana rekreatif (hiburan) dari BPSMP Sangiran ini sehingga menimbulkan jalinan kuat antara institusi pengelola Sangiran dengan masyarakat situs. (Wiwit Hermanto)