Perekaman WBTB 2017: Kisah Pengabdian Terhadap Kerajaan Demak dalam Kesenian Tradisional Dhadungawuk

0
1813
Pertunjukan Sendratari Dhadungawuk, Desa Karangjati, Kasihan, Bantul DIY

Yogyakarta, 14 Maret 2017. BPNB Yogyakarta di tahun 2017 melakukan produksi perekaman beberapa WBTB (Warisan Budaya Tak Benda). Salah satu WBTB yang didokumentasikan yaitu kesenian tradisional Dhadungawuk. Dhadungawuk termasuk dalam kategori drama tari dengan pola pementasan dan alat-alat musik yang hampir sama dengan Srandul. Konten cerita yang terdapat dalam kesenian tradisional ini merupakan kisah dari seorang tokoh yang benama Dhadungawuk dan terdiri dari beberapa serial, mulai dari masa mudanya sampai ia mengabdi ke kerajaan Demak, bertemu dengan Jaka Tingkir, hingga akhirnya meninggal karena Jaka Tingkir.
Pementasan Dhadungawuk secara lengkap memerlukan pemain pendukung berjumlah sekitar 30 orang, 9 orang sebagai pemusik dan vokalis serta 21 orang sebagai pemain. Seni pertunjukan ini mewajibkan para pemain menggunakan Kostum yang bersifat realis, sesuai dengan perwatakan tokoh yang diperankan. Selain itu, pemain juga berias layaknya pemain Kethoprak, namun dengan riasan yang realis. Pemain membawakan jalan cerita dengan tarian dan dialog, namun bersifat realis, lebih mirip dengan percakapan sehari –hari.

proses perekaman WBTB Kesenian Tradisional Dhadungawuk dalam tahapan Fotografi

Pertunjukan Dhadungawuk menggunakan alat-alat musik yang hampir sama dengan pertunjukan Srandul, berupa angklung, kendang dan terbang. Pertunjukan ini umumnya dihelat pada malam hari dengan durasi pertunjukan sekitar 3-7 jam, diawali dengan tetabuhan dan Panembrama. Dahulu, Dhadungawuk sering dipentaskan di ruang terbuka seperti arena atau pendapa. Seiring perkembangan waktu, pertunjukan tersebut lebih banyak dipentaskan di atas panggung tertutup. Jika dihelat di ruang terbuka, pertunjukan ini menggunakan alat penerangan berupa obor. Jika dihelat di ruang tertutup, pertunjukan menggunakan alat penerangan berupa lampu petromak atau lampu listrik. Penggunaan obor diruang terbuka biasanya terbantu dengan penerangan sinar bulan. Dewasa ini pertunjukkan tersebut lebih banyak menggunakan sorot lampu listrikagar terlihat lebih meriah.

Kontributor: Subiantoro