KEARIFAN LOKAL ORANG MADURA TENTANG JAMU

0
4002

Notice: Trying to get property 'roles' of non-object in /home/website/web/kebudayaan.kemdikbud.go.id/public_html/wp-content/plugins/wp-user-frontend/wpuf-functions.php on line 4663
Ft-Jamu
Presentasi Tim Peneliti Jamu Madura

Yogyakarta, 14 Juli 2014 – Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta pada tanggal 14 Juli 2014 menyelenggarakan kegiatan Presentasi dan Evaluasi Hasil Penelitian Tahun 2014 dengan judul Kearifan Lokal Orang Madura Tentang Jamu Untuk Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak.Intisari dari penelitian tersebut adalah bahwa pengobatan moderen sudah banyak dikenal oleh berbagai masyarakat, namun di berbagai masyarakat masih ada yang mengobati penyakit atau menjaga kesehatan dengan cara tradisional, diantaranya dengan mengkonsumsi jamu. Di Madura Provinsi Jawa Timur sampai saat ini masih banyak yang mengkonsumsi jamu. Kesukaan masyarakat pada jamu tidak hanya ditandai dengan adanya penjual jamu Jawa dan jamu Madura, akan tetapi binatang di Madura pun ada yang diminumi jamu, seperti: sapi kerapan, kambing kerapan, kelinci kerapan, dan burung merpati.

Jamu yang diproduksi oleh masyarakat di Madura antara lain jamu sehat lelaki, empot-empot, sari rapet, selokarang, pegel linu, wejahan, macan kera, sekalor, lulur dan sinom. Jamu-jamu tersebut dibuat dari dari berbagai macam tanaman obat seperti kunyit putih, kencur, jahe, temulawak, temugiring, sirih, dan masih banyak jenis lainnya.

Ft-PesertaJamu
Peserta Presentasi dan Evaluasi Hasil Penelitian Jamu Madura

Banyak penduduk asli dan pendatang yang terlibat dalam pembuatan maupun penjualan jamu. Berbagai pengusaha jamu yang ada di wilayah Madura kurang begitu tertarik akan saran pemerintah daerah yang mengharuskan bahwa pembuatan jamu harus dibawah pengawasan apoteker. Para pembuat jamu merasa hasil yang didapat akan berkurang bila harus membayar tenaga apoteker. Oleh karena itu sebagian besar pembuat jamu tidak mematuhi saran tersebut.

Para pembeli jamu tidak hanya penduduk lokal saja, melainkan juga para wisatawan mancanegara. Mereka membeli dengan cara dikirim, misalnya pembeli dari Malaysia yang selalu minta dikirimi berbagai macam jamu.

Penelitian tersebut merupakan hasil penelitian para peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta tahun 2014. Tim peneliti yang meneliti tentang Jamu Madura terdiri atas: Drs. Mudjijono, M.Hum., Dra. Isni Herawati, Dra. Siti Munawaroh, dan Drs. Sukari. Sebagai pembahas adalah Dra. Sumintarsih, M.Hum. Dalam kegiatan ini dihadirkan narasumber Dr. Argo Twikromo, dari Universitas Atmajaya Yogyakarta. Peserta kegiatan ini diikuti oleh para peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta dari jenjang Peneliti Muda hingga Peneliti Utama. Selain itu juga dihadiri oleh peneliti dari instansi lain di wilayah Yogyakarta. Kegiatan ini bertempat di Hotel Cakra Kembang, Jalan Kaliurang No. 44 Km. 5.5 Yogyakarta.(ps)