BPNB Sumbar sukses menggelar Gebyar Seni Budaya Multikultural se-Indonesia di Pantai Carocok, Pesisir Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan dua hari berturut-turut yakni Minggu-Senin, 15-16 April 2018. Sebanyak 11 sanggar seni yang mewakili 11 BPNB seluruh Indonesia ikut terlibat menampilkan kesenian khas masing-masing daerah. Ada dua kategori penampilan kesenian yang ditampilkan yakni tari tradisional pada hari pertama dan tari kreasi pada hari kedua.
BPNB Kalimantan Barat yang diwakili Sanggar Seni Simpor pada pertunjukan kesenian tradisionalnya menampilkan Balalek, Balalek dalam bahasa Dayak artinya gotong royong atau bekerja bersama-sama yang dilakukan oleh suku Dayak dari membuka lahan hingga panen. Ada beberapa tahapan seperti membuka lahan, menanam benih padi, panen padi dan menjadikan padi menjadi beras. Tari ini digarap sesuai dengan kaedah-kaedah tari Dayak khususnya tari pertunjukan.
Pada penampilan seni kreasi, mereka menampilkan tari Masang Pantak. Tari ini menceritakan Alam dan manusia dijadikan objek kepentingan merusak kehidupan alam dan lingkungan menjadi kebutuhan, sementara masyarakat pedalaman hidup di alam tradisional. merusak, memusnahkan adalah perbuatan keji hingga masyarakat mendapat malapetaka, ingkar kesepakatan berarti berhadapan dengan alam. Mampukah objek penyesalan diakhiri oleh pasang pantak ? Dengan pasang pantak manusia merasa bersalah dan meminta pengampunan kepada roh-roh halus yang telah terganggu dengan kerusakan alam sebagai tempat tinggalnya.
Roh-roh halus pun dipindahkan ke media patung atau pantak melalui sebuah upacara, khususnya membaca mantra, menabur beras kuning,memepas pantak dengan daun juang, membunyikan besi ke tempat yang akan dipasang pantak . Semua yang dilakukan semata untuk memanggil roh-roh para leluhur yang dianggap mampu menjaga pelestarian alam, dan rasa penghormatan kepada roh-roh halus yang telah menjaga alam. Tarian ini digarap sesuai dengan tari pertunjukan, namun tidak meninggalkan kaidah-kaidah tari tradisional.