Padang – Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat menghadiri pembukaan Andalas Film Exhibition 2017 pada Jumat, 17 November 2017. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Flash Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas, Padang. Kepala BPNB Sumatera Barat Drs. Suarman hadir memberi kata sambutan dalam acara yang dibuka langsung oleh Dekan FIB Unand Hasanuddin. Kegiatan pembukaan ditandai dengan pemukulan gendang oleh Kepala BPNB Sumatera Barat dan Dekan FIB Unand.
Kehadiran Suarman dalam pembukaan Andalas Film Exhibition 2017 menunjukkan dukungan nyata BPNB Sumatera Barat dalam pengembangan potensi sineas muda untuk berkarya. Selain itu, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BPNB mempunyai salah satu tugas dan fungsi dalam hal pelestarian budaya termasuk perfilman. Hal ini penting mengingat bahwa audiovisual sudah menjadi media yang tidak bisa dipisahkan dalam hal internalisasi nilai budaya.
Dalam sambutannya Suarman menyampaikan bahwa Indonesia merupakan adi daya kebudayaan dan Sumatera Barat salah satu lumbung dari kebudayaan tersebut. Sebagai lumbung kebudayaan, maka perlu untuk melakukan internalisasi nilai budaya kepada generasi muda, sehingga kebudayaan tersebut tidak luntur. Dan salah satu media internalisasi yang cukup efektif adalah lewat audiovisual.
Penandatangan kerjasama
Pada kesempatan pembukaan Andalas Film Exhibition 2017 tersebut Kepala BPNB Sumatera Barat Drs. Suarman serta Dekan Fakultas Ilmu Budaya Dr. Hasanuddin, M.Si sepakat untuk mempererat kerjasama kedua lembaga. Kesepakatan terutama adalah dalam hal pelestarian budaya. Bentuk kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kerjasama antar kedua lembaga.
Pelaksanaan Andalas Film Exhibition 2017 merupakan kegiatan perdana yang dirancang untuk memberi kesempatan kepada para pelajar yang berminat dalam perfilman. Rangkaian kegiatan terdiri dari kelas film dan simposium.
Sebagai informasi panitia Andalas Film Exhibition 2017 telah menyeleksi film-film yang ikut mendaftar dalam simposium. Menurut ketua panitia, ada sekitar 117 film yang mendaftar dan 19 film diantaranya lolos seleksi. Film-film tersebut merupakan produksi pelajar SMA/sederajat se-Indonesia dan umumnya mengangkat tentang fenomena remaja dan budaya masa kini.
Acara terakhir dalam pembukaan adalah pemutaran dua film hasil produksi peserta yang lolos seleksi.