Silek Pusako Nagari Abai di tepi Kepunahan

0
1704
'Kabau Lago di Bawah', salah satu gerak Silek Padang Abai yang ada di Kabupaten Solok Selatan. Foto. Marbun

Salah satu aliran silat khas Solok Selatan adalah Silek Padang Abai yang juga dikenal dengan Silek Pusako Nagari Abai. Keberadaan silat ini telah lama ada dan menurut pengakuan tuo sileknya Sutan Pangeran, berasal dari Mekkah yang dibawa oleh Syaik Kudung. Ironisnya, silek ini kini sudah diambang kepunahan. Selain tidak ada lagi sasaran, guru silatnya juga sudah dimakan usia. Sementara anak sasiannya juga hanya sedikit yang menguasai geraknya.

Di kabupaten Solok Selatan berkembang banyak aliran silat tradisi. Hasil pendataan Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat baru-baru ini, terdapat sekitar 12 aliran silat tradisi yang masih eksis. Dari jumlah tersebut ada 4 aliran yang bisa dikatakan khas yaitu Silek Luncu, Padang Abai, Colau dan Kumango. Selain itu, terdapat banyak sasaran sebagai media pembelajaran dan pewarisan silat tradisi tersebut.

Perkembangan silat tradisi ini tidak lepas dari lahirnya Pahimpunan Tuo Silek Tradisional Minangkabau. Tujuan perhimpunan selain untuk membangun silaturahmi antar aliran, juga untuk menggaungkan Silek Minangkabau sebagai warisan budaya. Dalam pelaksanaannya, secara berkala mereka mengadakan festival silat tradisi. Festival tersebut mempertemukan semua aliran yang tergabung dalam perhimpulan dan secara bergilir didapuk menjadi tuan rumah.

Hal yang berbeda ditampilkan silek padang Abai. Di tengah aliran lain yang semakin tumbuh, aliran ini malah menunjukkan tanda-tanda kepunahan. Kegiatan perhimpunan sepertinya tidak cukup membantu menjaga tetap eksisnya aliran ini. Hal ini tampak dari tidak ada lagi sasaran yang mewadahi tetap tumbuhnya. Selain itu minimnya pengajar dan terbatasnya waktu luang yang mereka punya menjadi salah satu alasan tidak aktif lagi. Selain itu biaya operasional juga sangat minim sehingga silek ini juga semakin sulit untuk berkembang.

Hingga saat ini, tinggal tiga orang yang menguasai aliran silat ini dengan baik. Ketiganya juga sudah berusia di atas 60 tahun. Selain itu, ada dua orang siswa yang pernah belajar dan mengetahui sedikit banyak tentang Silek Padang Abai. Kedua orang ini memang sudah sering tampil dalam berbagai festival-festival silat baik di Solok Selatan maupun di luar daerah. Namun, belum menguasai keseluruhan gerak yang ada. Akanlah Silek Pusako Nagari Abai ini dapat bertahan atau akan mati? (FM)