Penonton Baretong di Hari Tarang Pesisir Selatan Membludak

0
1340

Kepala BPNB Padang menyampaikan kata sambutan
Kepala BPNB Padang menyampaikan kata sambutan
Pesisir Selatan. Kegiatan revitalisasi kesenian tradisional ‘Baretong di Hari Tarang’ di Kabupaten Pesisir Selatan diikuti antusias oleh masyarakat setempat. Hal ini ditunjukkan dengan membludaknya penonton yang hadir menyaksikan acara tersebut dari awal sampai penutupan acara.

Kegiatan yang diketuai oleh Bu Dahlia Melsi ini dilaksanakan pada Sabtu, tanggal 11 April 2015 pukul 20.00 wib, dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan.

Salah satu tugas utama yang diemban oleh Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang dalam meningkatkan ketahanan budaya masyarakat adalah meningkatkan pemahaman Stakeholder akan pentingnya pelestarian, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan nilai-nilai yang terdapat pada kesenian tradisional demi untuk menghadapi arus globalisasi.

Tari piring
Tari piring
Dalam menjalankan tugas tersebut, BPNB Padang dalam programnya melaksanakan kegiatan rutin yang disebut ‘Baretong di Hari Tarang’. Baretong di Hari Tarang merupakan kegiatan revitalisasi kesenian tradisional Minangkabau di propinsi Sumatera Barat.
Tujuan dari revitalisasi ini adalah berusaha membantu kelompok kesenian tradisional untuk lebih dikenal dan dicintai masyarakat, khususnya generasi muda. Disamping itu kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menumbuh kembangkan minat para generasi muda untuk mengetahui, merasakan serta ikut melestarikan kesenian tradisional Minangkabau.

Pertunjukan debus

Pertunjukan debus
Dalam kegiatan ‘Baretong di hari Tarang’ di Kab. Pesisir Selatan ini ditampilkan tiga pertunjukan kesenian tradisional yaitu tari pasambahan dari SMP Negeri 2 Pesisir Selatan, Tari Piring, pertunjukan Debus dari Grup Debus Baringin sakti serta pertunjukan Rabab dari Kabupaten Pesisir Selatan di Propinsi Sumatera Barat.
Pertunjukan Rabab
Pertunjukan Rabab

Tingginya antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan pertunjukan kesenian tradisional diharapkan mampu mendorong instansi-instansi terkait untuk ke depannya dapat mengadakan kegiatan serupa. Hal ini untuk tetap menjaga kelestarian kesenian-kesenian tradisional yang beberapa waktu belakangan ini semakin tererosi oleh derasnya arus globalisasi.

– Marbun –