Naskah Tuanku Imam Bonjol Sangat Layak Menjadi Memory Of The Word

0
1889

Padang (BPNB Sumbar) – Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat Drs. Suarman bersama dengan Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat Drs.Nurmatias mengadakan diskusi mengenai rencana pengusulan Naskah Imam Bonjol sebagai Memory of The World ke UNESCO. Turut serta dalam perdiskusian Ibu Eka Meigalia dan Bapak Dr. Pramono dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan Bapak Undri, SS, M.Si, Koordinator Fungsional Peneliti BPNB Sumbar. Diskusi diadakan secara informal di Minas, by Pass. Diskusi ini dilaksanakan atas inisiatif Bapak Nurmatias untuk memenuhi keinginan beberapa pihak yang menginginkan naskah kuno Tuanku Imam Bonjol dijadikan sebagai Memory Of The World ke UNESCO.

Dari perdiskusian tersebut diketahui bahwa naskah Imam Bonjol sangat layak untuk diusulkan. Jika merujuk pada naskah Diponegoro yang telah ditetapkan, maka naskah Imam Bonjol juga bernilai sama dengan naskah tersebut. Naskah Imam Bonjon masih asli dan tersimpan dengan baik. Menurut Bapak Pramono menyatakan bahwa selama setahun belakangan telah melakukan pekerjaan-pekerjaan persiapan berupa pengumpulan data pengusulan naskah tersebut dan dapat memastikan bahwa naskah yang ada adalah asli.

Beliau juga menambahkan bahwa naskah juga ada di Negara Belanda sehingga bisa saja diajukan oleh dua Negara. Beliau juga memastikan bahwa dengan adanya data-data awal yang dimiliki maka pengusulan seharusnya tidak begitu sulit dan bisa  segera dilaksanakan. Satu hal yang paling penting adalah ketika setiap stakeholder yang mempunyai tugas dan fungsi pelestarian budaya mau bekerja sama dan membantu sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya, maka upaya pengusulan naskah imam bonjol akan bisa secepatnya disahkan menjadi Memory Of The World.

Bapak Drs. Nurmatias menyatakan bahwa upaya pengusulan Naskah Imam Bonjol menjadi Memory Of The World sangat urgen dan harus didukung. Selain karena layak untuk diusulkan, juga telah banyak pihak yang mendukung pengusulan tersebut. Tinggal bagaimana pekerjaan selanjutnya untuk memastikan pengusulan itu segera terlaksana. Beliau juga menambahkan sebagai instansi yang konsen dalam pelestarian cagar budaya akan mengupayakan dan mendukung penuh sesuai tugas dan fungsi cagar budaya.

Bapak Suarman menyatakan dukungan dan memastikan bahwa BPNB akan membantu hal-hal yang diperlukan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya. BPNB bisa memfasilitasi dialog budaya untuk menggali nilai-nilai yan terkandung di dalamnya. Dialog ini bisa mengundang orang-orang yang berpengalaman dalam pengusulan Memory Of The Word. Selain itu BPNB juga bisa membantu dalam hal kajian literasinya naskah kuno.

Undri selanjutnya menambahkan bahwa hal pertama yang perlu dikerjakan adalah pendaftaran naskah imam bonjol sebagai warisan budaya nasional. Wewenang pendaftaran berada pada pemerintah daerah. Beriringan dengan pendaftaran tersebut, masing-masing instansi terkait mengerjakan data-data pendukung baik dari segi literasinya, seminar dan sebagainya. Dengan demikian proses kerja pengusulan tersebut lebih terarah.

Kesimpulan diskusi rapat menyatakan bahwa naskah kuno tuanku Imam Bonjol sangat layak untuk diusulkan sebagai Memory of The World ke UNESCO dan harus segera diusulkan. Selanjutnya pihak-pihak terkait akan lebih sering mendiskusikan bagaimana teknis pelaksanaan dan eksekusinya.