Lubuk Linggau – Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat melaksanakan penelitian tentang Upacara Sedekah Rami di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan oleh Erricsyah, salah seorang peneliti yang konsentrasi pada penelitian tradisi lisan. Nantinya penelitian ini akan berusaha mengetahui makna, fungsi dan nilai yang terkandung dalam upacara sedekah rami.
Upacara sedekah rami merupakan upacara adat yang dilakukan turun-temurun oleh masyarakat untuk menolak bala dan mendatangkan rezeki. Upacara ini biasanya dilaksanakan menjelang masa menanam tiba dan melibatkan seluruh warga kampung. Pada upacara ini akan terlihat rasa kebersamaan dan kekeluargaan dalam mengumpulkan seluruh kebutuhan acara. Kebersamaan itu juga akan terlihat ketika akhir upacara diadakan makan bersama seluruh peserta yang hadir.
Beberapa rangkaian upacara yang biasa dilakukan pada upacara sedekah rami yakni menyusun makanan yang dibawa oleh warga. Makanan ini adalah makanan khusus upacara terdiri dari punjung ayam putih pucat, punjung ayam kuning dan punjung ayam kembang. Setelah menyusun makanan lalu pembacaan mantra oleh ketua adat. Selanjutnya mengeluarkan benda-benda pusaka dan menyebut keistimewaan masing-masing benda pusaka. Pelepasan jong (perahu) yang terbuat dari batang pisang dan atap dari daun kelapa. Setelah rangkaian acara selesai lalu diakhiri dengan makan bersama.
Pada masa lalu upacara sedekah rami dilaksanakan setiap dua tahun sekali dan menjelang musim tanam tiba. Pada perkembangannya upacara ini kemudian berhenti lama. Namun pada tahun 2016 kembali dilaksanakan dengan melibatkan seluruh warga di Batu Urib Lubuklinggau. Kegiatan ini bahkan mendapat dukungan dari pemerintah setempat.
Tertarik dengan kembali munculnya upacara sedekah rami, Erricsyah mencoba menggali hal-hal apa yang sesungguhnya terdapat dalam sedekah rami. Selain untuk mengenalkan kembali, penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi bagian dari pelestarian sedekah rami yang memberi pelajaran dan pendidikan bagi generasi muda. Nilai-nilai yang terdapat di dalamnya diharapkan bisa menjadi bahan yang dapat membentuk karakter generasi muda khususnya bagi masyarakat Lubuklinggau.