Menggagas Kembali Kongres Kebudayaan Minangkabau, Mungkinkah?

0
876
Diskusi Kebudayaan

Padang (BPNB Sumbar) – Salah satu hal yang menarik dalam koordinasi Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat dengan Perguruan Tinggi adalah gagasan menggelar kembali Kongres Kebudayaan Minangkabau. Gagasan ini muncul dari Undri, salah seorang peneliti di BPNB Sumatera Barat pada Koordinasi dengan Perguruan Tinggi di Universitas Andalas Selasa, 31 Januari 2017. Undri menganggap bahwa perlu menggelar kongres tersebut untuk mendudukkan kembali sejarah dan kebudayaan Minangkabau sehingga menjadi satu pemahaman.

Diskusi Kebudayaan

Kongres Kebudayaan Minangkabau sebenarnya bukan lagi gagasan baru. Kongres Kebudayaan Minangkabau sudah pernah dilaksanakan pada tahun 60an. Namun melihat perkembangan generasi muda sekarang dalam hal pemahaman budaya, maka dirasa perlu untuk mengembalikan ke kaidah asli. Sehingga generasi masa depat tidak kehilangan identitas. Itulah dasar gagasan menggelar kembali Kongres Kebudayaan Minangkabau. Gagasan ini kemudian mendapat sambutan dari peserta diskusi yang hadir dan menganggap bahwa penting untuk membangun kerjasama dengan berbagai instansi terkait untuk segera merealisasikannya.

Sebagaimana disampaikan Bapak Suarman sebagai Kepala BPNB Sumatera Barat bahwa melihat berbagai persoalan moral dan akhlak generasi muda kini, maka penting untuk meluruskan kembali falsafah-falsafah yang ada. Falsafah yang sering dipersepsikan negatif akan berdampak pada hilangnya identitas. Padahal persepsi negatif itu muncul karena kurangnya pemahaman nilai-nilai budaya. Beliau menambahkan bahwa Kongres Kebudayaan Minangkabau bisa dijadikan sebagai wadah untuk meluruskan falsafah tersebut sesuai dengan makna semestinya. Disamping menurut Suarman bahwa kebudayaan Minangkabau juga tidak boleh lepas dari nafas Islam.

Peserta rapat

Dekan FISIP UNAND Dr.Alfian Miko sepakat bahwa Kongres Kebudayaan Minangkabau penting untuk memperbaharui pemahaman budaya Minangkabau. Beliau juga menambahkan perlu leading sektor untuk menggarap dan mengerjakan tahap demi tahap. Beliau juga mengingatkan untuk bisa memanajemen isu-isu yang ada sehingga tidak hanya tinggal gagasan.