Beranda blog Halaman 43

Lawatan Sejarah Daerah ke-13 BPNB Padang Sukses

0

IMG_7103Muara Enim, —Pelaksanaan Lawatan Sejarah Daerah ke-13 Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang berlangsung dengan sukses. Kegiatan ini berlangsung pada 24-28 Maret 2015 di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Diikuti sekitar 110 orang peserta termasuk 90 orang diantaranya pelajar SLTA dari tiga provinsi wilayah kerja BPNB Padang yaitu Sumbar, Bengkulu dan Sumsel. Rencana awal kegiatan ini dilaksanakan empat hari tiga malam, namun berkat dukungan PT. Tambang Bukit Asam, kegiatan ini berlangsung menjadi empat malam lima hari.

Pembukaan kegiatan Laseda ke 13 dilaksanakan di Gedung Serbaguna PT.Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim oleh Plt. Sekda Muara Enim Hasanuddin. Pada kesempatan itu, beliau menyatakan pemerintah daerah sangat mengapresiasi dan mendukung pelaksanaan Laseda ke-13. Hal ini dikarenakan bahwa saat ini nilai budaya mulai tergerus dan terlupakan. Jadi kegiatan ini bisa untuk memberitahukan dan menyebarluaskan sejarah perjuangan dan kebudayaan kepada generasi muda khususnya di Kabupaten Muara Enim. Beliau juga menambahkan bahwa Muara Enim mempunyai potensi alam dan merupakan salah satu lumbung energi di Sumatera Selatan.

“Muara Enim juga mempunyai potensi alam terbesar yakni batubara. Hal ini ditandai keberadaan PT.Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA). Kabupaten Muara Enim adalah lumbung energi di Sumsel. Disamping itu, Muara Enim juga memiliki budaya yang khas. Tradisi budaya itu bisa dilihat di daerah Semende dan Bumi Ayu,” terang Hasanudin.

Tujuan kegiatan Lawatan Sejarah Daerah ini, menurut Kepala BPNB Padang Drs.Nurmatias adalah sebagai pembelajaran dan untuk mengenalkan sejak dini kekayaan budaya dan peninggalan sejarah di Kabupaten Muara Enim. Sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta dan menghargai sejarah dan budaya dalam diri generasi muda khususnya para siswa yang terlibat.

“Kegiatan ini sebagai media pembelajaran generasi penerus tentang arti penting sejarah sekaligus mengenalkan sejarah kepada mereka. Dengan mengunjungi simbol-simbol kebudayaan di wilayah Kabupaten Muara Enim, juga memberikan pembekalan sejarah budaya bagi para siswa itu sendiri,” ujar Nurmatias .

IMG_7124Rangkaian kegiatan Laseda ke 13 ini diawali mengunjungi PT.Bukit Asam (Persero) Tbk, Semende dan terakhir candi Bumi Ayu di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir. Pada lawatan di PT. Bukit Asam, peserta mencoba mengetahui sejarah, seluk beluk pertambangan batubara dan komitmen PTBA terhadap masyarakat sekitarnya. Humas PT. Bukit Asam menyatakan bahwa ada strategi khusus dalam membangun hubungan yang baik dengan masyarakat melalui CSR, dimana CSR berusaha menjemput aspirasi masyarakat.
“CSR PT.Bukit Asam juga membantu dan membina masyarakat. Masyarakat yang terkena penyakit berbahaya juga dibiayai. Dan, CSR kita berusaha menjemput aspirasi masyarakat ke bawah,” ujar Eri.

IMG_7561Lawatan selanjutnya adalah Semende, salah satu daerah basis perjuangan rakyat di Kabupaten Muara Enim. Di daerah ini peserta menggali informasi tentang sejarah perjuangan daerah tersebut dengan melihat makam serta tugu Pahlawan Semende yakni Kapten Idham. Kapten Idham tewas tertembak saat bertempur melawan Belanda.. Para peserta juga dikenalkan tradisi budaya setempat dan melihat.

Setelah melawat di Semende, Lawatan terakhir adalah ke Candi Bumi Ayu yang masuk wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (pemekaran Muara Enim). Candi Bumi Ayu adalah peninggalan Hindu dan Buddha. Candi Bumi Ayu berjumlah 14 candi, dan 10 candi sudah dipastikan benar-benar candi. Sedangkan, candi lainnya merupakan perwara atau candi pendamping. Candi 2 merupakan satu-satunya peninggalan Buddha, dan candi 3 merupakan candi induk dan menjadi pusat ritual keagamaan. Nama Bumi Ayu merupakan legenda rakyat setempat. Candi ini sudah menjadi tempat kunjungan wisata dan sudah menasional.

IMG_7140Lawatan Sejarah Daerah ke-13 BPNB Padang 2015 menghasilkan para juara di kategori siswa. Para juara ini nantinya akan dikirimkan mengikuti lawatan sejarah nasional yang akan dilangsungkan di Jawa Barat. Para juara tersebut antara lain: Juara I diraih Lista Indriyani, juara II Reza Meiladi dan Tiurma Sabrina merebut juara III. Ketiganya berasal dari Provinsi Sumatera Selatan. Dari kategori guru pendamping, juara I diraih Hj Nuraini dari Sumsel, juara II Yasri dari Sumbar dan juara III Citra Rafika dari Bengkulu.

Pada saat penutupan, Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Efrianto, SS, atas nama seluruh panitia merasa perlu berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung kelancaran kegiatan lawatan kali ini, dan tidak lupa juga mengucapkan selamat kepada para juara yang terpilih mewakili wilayah kerja BPNB Padang pada Lawatan Sejarah Nasional.

“Kita dari panitia pelaksana mengucapkan selamat kepada siswa dan guru yang meraih juara. Semoga, prestasi ini dapat dipertahankan dalam Lasenas nanti,” demikian Efrianto menyatakan.

Jurnal Penelitian dan Pedoman Penulisan Artikel

0

Padang, Maret 2015

Kepada Yth,
Bapak/Ibu
Di Tempat

Teriring salam,

Sehubungan dengan rencana Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang (BPNB Padang) untuk menerbitkan Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, maka kami dewan redaksi menginformasikan kepada seluruh peneliti untuk turut aktif dalam mengisi Jurnal tersebut. Jurnal ini akan berisi hasil-hasil penelitian, baik penelitian lapangan maupun penelitian kepustakaan. Oleh karena itu, redaksi hanya menerima pengiriman Naskah Tulisan berupa hasil-hasil penelitian.(terlampir PANDUAN PENULISAN ARTIKEL)

Adapun jadwal penerbitan edisi pertama jurnal ini, kami rencanakan pada bulan Juni 2015. Untuk itu, kepada peneliti yang ingin mengirimkan tulisannya maka batas akhir pengiriman tulisan adalah tanggal 30 April 2015. Kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk terlibat aktif dalam pengisian Jurnal, sehingga Jurnal bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Demikian informasi ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Redaksi

BELAJAR SEJARAH CIPTAKAN GENERASI BERBUDAYA

0

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan budayanya”

Untuk meningkatkan rasa menghargai terhadap sejarah dan budaya, maka perlu mengenalkan berbagai peristiwa sejarah dan peninggalannya kepada generasi muda sejak dini. Hal inilah yang mendorong BPNB Padang mengadakan kegiatan lawatan sejarah. Lawatan sejarah sebagai program tahunan BPNB Padang merupakan suatu kegiatan perjalanan untuk mengunjungi situs bersejarah (a trip to historical sites) dalam rangka melihat simpul-simpul perekat keindonesiaan yang mengandung nilai-nilai perjuangan dan persatuan untuk memperkokoh integrasi bangsa.

Pelaksanaan lawatan tahun ini diadakan pada tanggal 24 s.d 27 Maret 2015 yang dipusatkan di Kota Muara Enim Kabupaten Muara Enim propinsi Sumatera Selatan. Adapun tema yang diangkat adalah: “ Dengan Melihat Dan Mempelajari Peninggalan Masa Lalu, Kita Ciptakan Generasi Muda Yang Berbudaya”. Sebagai program rutin, lawatan kali ini merupakan yang ke 13 (tiga belas) kalinya diadakan oleh BPNB Padang. Objek-objek yang akan dikunjungi pada lawatan ini adalah peninggalan sejarah yang ada di propinsi Sumatera Selatan, terutama yang terdapat di kabupaten Muara Enim. Rencananya objek-objek yang akan dikunjungi adalah PT. Tambang Bukit Asam (didirikan 1950), Semendu sebagai basis perjuangan rakyat di Sumatera Selatan dan Candi Bumi Ayu (situs peninggalan agama Hindu di pesisir sungai Lematang, Sumatra Selatan).

Tujuan dari lawatan ini adalah untuk menumbuhkan semangat apresiasi peserta terhadap peninggalan sejarah dan mampu memunculkan kesadaran untuk belajar dari sejarah dan bisa berbuat lebih baik di masa mendatang, memberikan informasi dan pemahaman tentang masa lalu sehingga dapat menimbulkan rasa nasionalisme ditengah keberagaman budaya, membuka wawasan generasi muda untuk mengenang perjuangan para tokoh, menumbuhkan wawasan generasi muda agar menghargai nilai-nilai luhur bangsa serta memperkenalkan perjalanan para tokoh dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sementara sasaran yang ingin dicapai dalam lawatan ini adalah untuk menggugah minat generasi muda terhadap sejarah, sehingga memunculkan rasa cinta dan rasa menghargai nilai-nilai perjuangan para pejuang dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, meningkatkan wawasan dan apresiasi generasi muda terhadap peristiwa masa lalu sehingga menumbuhkan kesadaran akan jati diri bangsa, memperkenalkan peninggalan masa lalu melalui bimbingan dan diskusi tentang peninggalan sejarah. Melalui lawatan ini para pelajar diharapkan turut berprestasi dalam pelestarian peninggalan sejarah dan nilai-nilai kejuangan serta meningkatkan rasa persaudaraan dan kerjasama antar sesama.

Selain perjalanan mengelilingi objek-obyek sejarah, kegiatan ini juga mengadakan ceramah dan diskusi untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta. Juga mengadakan pertunjukan kesenian dan pemutaran film dokumentasi peristiwa sejarah. Peserta yang direncanakan dalam kegiatan ini berjumlah 100 orang, terdiri dari siswa SLTA /Sederajat di propinsi Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan, intansi terkait, dan dari media massa cetak dan elektronik.

– Marbun –

FESTIVAL MATRILINEAL INTERNASIONAL DIADAKAN DI PADANG RANAH DAN TANAH BATO

0

Rapat 2Padang. Berdasarkan hasil audiensi antara Kepala BPNB Padang Drs. Nurmatias sekaligus Ketua Panitia Festival Matrilineal Internasional dengan Bupati Sijunjung Drs. H. Yuswir Arifin, MM, maka pelaksanaan kegitan Festival Matrilineal Internasional diadakan di Padang Ranah dan Tanah Bato Kabupaten Sijunjung. Sementara waktu pelaksanaan festival tidak berubah dan akan tetap diadakan pada 25 Oktober sampai 1 November 2015.

Dalam audiensi tersebut Bupati Kabupaten Sijunjung menyatakan sangat mendukung kegiatan festival matrilineal apalagi festival akan dilaksanakan dengan skala internasional. Sebagai bentuk dukungan bupati melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga selain akan menyediakan tempat di Padang Ranah dan Tanah Bato, juga akan menyediakan perlengkapan pementasan seperti sound system, lighting, panggung dan bus untuk sarana transportasi peserta.

Sebagai pagelaran internasional, rencananya festival ini akan menghadirkan peserta dari dalam dan luar negeri. Menurut Ketua pelaksana Drs. Nurmatias, panitia akan berupaya menghadirkan empat peserta dari luar negeri, dan enam dari sanggar-sanggar di dalam negeri. Adapun Negara-negara yang cukup memberi respon positif pada pelaksanaan kegiatan ini adalah Thailand, Brunai, Negeri Sembilan dari Malaysia dan India. Uniknya, semua peserta festival dari dalam dan luar negeri akan menginap di Rumah Gadang selama tiga hari. Hal ini sebagai wujud memperkenalkan salah satu karya budaya matrilineal Minangkabau.

Kegiatan festival ini nantinya juga akan menggelar dua seminar, yaitu pertama seminar baju kurung Basiba bekerja sama dengan Bundo Kanduang dan seminar Marawa, lambang kebesaran Minangkabau bekerja sama dengan penghulu-penghulu Minangkabau. Kegiatan ini juga akan didukung Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan ISI Padang Panjang.

– Marbun –

KEDEPANKAN ETIKA PUBLIK DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

0

Rapat 1Padang. Etika publik merupakan etika yang harus dikedepankan setiap pegawai negeri dalam menjalankan tugas. Etika ini mengarahkan bagaimana seharusnya pegawai mentaati aturan pegawai, bagaimana bersikap dan berperilaku dalam lingkungan kantor maupun di luar kantor. Setiap pegawai mulai saat ini diwajibkan harus punya etika publik dan mengedepankan pelayanan kepada masyarakat atau stake holder. Hal inilah yang ditekankan dalam Rapat Bulanan yang berlangsung Selasa, 10 Maret 2015 oleh Kepala BPNB Padang Drs. Nurmatias. Sesuai dengan arahan Pak Dirjen ini bertujuan untuk mengubah persepsi masyarakat umum kepada pegawai khususnya pegawai balai. Kebiasaan-kebiasaan dan perilaku yang kurang mencerminkan etika publik sudah wajib diubah demi menjaga nama baik kantor.
Rapat 3
Selain penekanan pada etika publik, rapat yang dimulai pada pukul 09.00 wib itu juga membahas tentang revisi anggaran berupa pemotongan biaya perjalanan dinas dan mengalihkan ke biaya belanja. Pemotongan biaya perjalanan dinas ini mencapai 43% atau sekitar 900 jutaan dari total biaya perjalanan dinas yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengurangan biaya perjalanan dinas ini tentu sangat berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan, baik yang sedang berjalan maupun yang masih akan berjalan. Selain juga mempengaruhi hasil yang akan diperoleh karena kebanyakan kegiatan kantor berada di wilayah kerja di luar kantor.

Berkaitan dengan pengurangan tersebut juga, maka para pengampu kegiatan harus kreatif mencari potensi-potensi kerjasama untuk menyelesaikan satu kegiatan sehingga sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Kerja sama ini bisa saja kepada Pemerintahan Daerah, Organisasasi-organisasi kemasyarakatan dan atau komunitas-komunitas tertentu.

Hal-hal lain yang juga berkembang dalam rapat adalah kursus Bahasa Inggris bagi pegawai khususnya bagi golongan IV yang akan mengajukan kenaikan pangkat. Kewajiban Diklat dan persentasi dalam bahasa Inggris mengharuskan para fungsional untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris. Kursus juga akan meningkatkan kualitas pegawai khususnya dalam kemampuan berbahasa asing.

– Marbun –

Suluah Volume 11 No.14 Juni 2011

0

Suluah 2011
DAFTAR ISI :

– Potensi Benda Cagar Budaya, Dalam Usaha Pengembangan Wisata Budaya di Kota Padang Panjang, Propinsi Sumatera Barat – (Erwin)

– Peninggalan Sejarah di Pagaralam : Pemeliharaan, Hambatan dan Upaya Kedepan – (Ajisman)

– Makan Tato Antara Budaya, Premanisme dan Seniman di Sumatera Barat – (Rismadona)

– Ungkapan Tradisional Sebagai Media Pendidikan Budaya : Tulisan Singkat Terhadap Lima Ungkapan Tradisional Masyarakat Nagari Matua Hilia – (Hasanadi)

– Makanan Tradisional Sebagai Bagian Dari Warisan Budaya : Studi Pada Masyarakat Rejang Lebong Propinsi Bengkulu – (Silvia Devi)

– Kerajinan “Rendo Bangku” Koto Gadang : Fungsi Sosial dan Ekonomi – (Refisrul)

– Strategi Pengembangan Potensi Pariwisata di Kota Pariaman – (Efrianto .A)

– Keberadapan Tenun Tradisional Sumatera Barat Pada Zaman Belanda (1910-1942) – (Seno)

– Merantau : Embrio Nasionalisme di Minangkabau – (Zusneli Zubir)

– Sistem Kekerabatan Matrilineal di Minangkabau : Tanggapan Terhadap Teori Evolusi Keluarga Bachofen – (Witrianto)

– Nilai Didaktis dalam Takhyul Minangkabau : Analisis Semiotik – (Armini Arbain, Danang Susena)

– Toponimi : Sejarah Asal Usul Nama Daerah di Kabupaten Rejang Lebong – (Jumhari)

– Penyelamatan Warisan Kekayaan Budaya Takbenda – (Undri)

Suluah Volume 12 No.16 Juni 2012

0

Suluah 2012
DAFTAR ISI

– Membaca Budaya Dari Salam Beberapa Bahasa Lintas Benua – (Sonezza Ladyana dan Kim Jang Gyem

– Adat Tunggu Tubang pada Masyarakat Semende di Sumatera Selatan – (Refisrul)

– Dari Halaqah ke Sistem Kelas : Modernisasi Pendidikan Islam Syekh Ibrahim Musa – (Zusneli Zubir)

– Peranan Tanaman Pendidikan Al-Qur’an dalam Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam Studi Kasus TPA Al-Mutaqabri di Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh Kota Padang – (Silvia Devi)

– Pemekaran Kabupaten Kepahiyang 2000-2004 – (Ajisman)

– Potret Dunia Pendidikan di Sumatera Barat – (Efrianto. A)

– Pengaruh Budaya Etnis Pendatang dalam Mewarnai Budaya Masyarakat Melayu Bengkulu – (Seno)

– Sumatera Barat dai Kebangkitan Nasional Hingga Perang Kemerdekaan – (Syafrizal)

– Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam Cerita Rakyat di Kabupaten Banyuasin – (Hariadi)

– Masyarakat Kota dan Ilmu Gaib – (Maryetti)

– Migrasi Penduduk Pendatang di Bengkulu dalam Perspektif Sejarah – (Jumhari)

– Islam Dan Pendewasaan Budaya di Indonesia – (Ahmad Rivauzi)

– Randai Sandang Tarangkiak : Desripsi Pertunjukan Dan Khasanah Nilai Budaya Minangkabau – (Hasanadi)

– Industri Rumahtangga Kerupuk Ubi dari Nagari Kamang Hilir Kabupaten Agam – (Witrianto dan Fakhri)

– Konflik Agraria di Sumatera Barat : Telaah Bibliografi – (Undri)

– Perempuan Minangkabau dan Pergaulan Bebas – (Rismadona)

Suluah Volume 13 No.17 Desember 2013

0

Suluah 2013
DAFTAR ISI

– Sejarah Perkembangan Kawasan Kota Lama di Daerah Rawan Gempa Sumatera Barat – (Gusti Asnan )

– Pemerintah Marga Pada Zaman Belanda di Sumatera Selatan (1823-1940) – (Seno)

– Strategi Adaptasi Transmigrasi Orang Bali di Desa Nusa Bali Oku Timur Sumatera Selatan – (Ajisman)

– Transmigrasi di Sumatera Barat “Dari Masyarakat Terpenci Menjadi Pusat Perekonomian” – (Efrianto. A)

– Pendidikan Karakter Melalui Dongeng – (Silvia Devi)

– Mengatasi Krisis : Daya Lentur Industri Tenun Wajo Menghadapi Krisis (1930-1998) – (Taufik Ahmad)

– Perjuangan Rakyat Bengkulu pada Zaman Jepang dan Kemerdekaan (1942-1949) – (Jumhari)

– Pengelolaan dan Praktif Berzakat di Provinsi Bengkulu – (Hariadi)

– Dari Baju Model Jubah Putih ke Jas : Pengaruh Modernisasi Islam dalam Gaya Berpakaian Laki-Laki Minangkabau – (Zusneli Zubir

– Pandangan Dunia Masyarakat Minangkabau dalam Gurindam Ratok Mak Enggi Karya Yus Dt. Parpatih – (Hasanadi)

– Migrasi dan Adaptasi Orang Minangkabau di Kota Bengkulu – (Undri)

– Pola Hubungan dalam Keluarga Batih di Nagari Salayo Kabupaten Solok – (Witrianto)

– Persepsi Masyarakat Terhadap Orang Bertato Pada Masyarakat di Kelurahan Sawahan Timur Kecamatan Padang Timur Kota Padang – (Rismadona)

– Teologi Pembebasan Keragaman Etnis-agama dan Respon Masyarakat – (Ferawati)

PESERTA FESTIVAL MATRILINEAL MENGINAP DI RUMAH GADANG

0

Memperkenalkan Budaya Matrilieal kepada masyarakat Internasional bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan menjadikan Rumah Gadang sebagai tempat menginap bagi wisatawan. Hal itulah juga yang mengemuka dalam rapat perdana panitia Festival Matrilineal Senin (9/2). Rencananya, para peserta akan menginap di Rumah Gadang yang layak menjadi Homestay selama pagelaran berlangsung. Namun, tawaran ini masih sekedar wacana karena harus terlebih dahulu melihat kesiapan daerah alternatif dan kelayakan Rumah Gadang di daerah tersebut untuk dijadikan sebagai tempat menginap. Bagaimana fasilitas yang ada, sehingga tidak menunjukkan kesan buruk pada peserta undangan.

Ada tiga pilihan daerah yang direncanakan menjadi tempat pagelaran Festival Matrilineal yaitu Kab. Sijunjung, Kab. Tanah Datar dan Kota Padang. Rekomendasi atas daerah Kab. Sijunjung dan Kab. Tanah Datar adalah usulan Daerah tersebut menjadi desa Budaya. Jadi untuk memperkenalkan daerah tersebut ke masyarakat yang lebih luas, maka daerah ini menjadi potensial dipromosikan lewat pagelaran yang akan dilaksanakan. Dua daerah ini juga mempunyai Rumah Gadang yang bisa digunakan sebagai tempat menginap bagi peserta. Pilihan selanjutnya adalah Kota Padang sebagai ibukota provinsi. Pemilihan Kota ini berdasarkan pertimbangan kemudahan akses bagi para peserta yang datang dari luar daerah khususnya peserta luar negeri.

Festival Matrilineal ini sendiri rencananya akan menampilkan beberapa kegiatan seperti penampilan kesenian, festival baju kurung basiba, seminar dan pameran kuliner. Konsep acara yang akan ditampilkan adalah konsep tradisional. Hal ini untuk menggali sekaligus untuk mengenalkan keunikan-keunikan tradisi-tradisi yang ada pada tiap-tiap suku yang menganut sistem Matrilineal. Tentu saja akan mengangkat kesenian-kesenian yang menjadi ciri khas matrilineal suatu suku bangsa yang terlibat dalam acara tersebut. Festival ini juga rencananya akan mengundang peserta asing yang berbudaya Matrilineal. Beberapa Negara rekomendasi untuk ditampilkan dalam kegiatan ini yaitu Cina, Malaysia dan India. Namun akan tetap disesuaikan dengan kemampuan, baik dari segi pendanaan maupun hal-hal teknis lainnya. Hal ini berkaitan dengan rencana pagelaran akan didanai secara swa-kelola.

Walaupun pagelaran akan dilaksanakan secara swakelola, tapi tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan pihak lain. Hanya saja bentuk kerjasama yang akan dibangun adalah memegang prinsip mutualisme dan tidak saling memanfaatkan untuk kepentingan di luar tujuan pagelaran. Hal ini sebagaimana ditekankan Ketua Panitia sekaligus Kepala BPNB Padang Drs. Nurmatias dalam rapat.

“kita tetap akan membuka kerjasama dengan pihak lain demi suksesnya acara ini, tapi kita pastikan kalau kerjasama yang kita bangun tidak mengintervensi kita. Jadi kita bangun kerjasama yang tidak mengikat, kita sampaikan kemampuan kita seperti apa, kalau mereka siap bantu sesuai keinginan kita tidak masalah, tapi kalau tidak, kita jalan sendiri saja” demikian beliau menjelaskan.

Beberapa usulan yang mengemuka dalam rapat adalah agar BPNB Padang lebih mengutamakan peserta dari wilayah kerja untuk tampil dalam festival ini. Ini sebagai bentuk tanggung jawab BPNB Padang kepada daerah wilayah kerja, disamping itu juga beberapa suku bangsa di wilayah kerja memiliki budaya Matrilineal. Selanjutnya, Rapat ini juga membahas bagaimana proses eksekusi kegiatan sehingga pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Rencananya kegiatan ini akan dilaksanakan pada 25 Oktober sampai dengan 1 nopember. Pekerjaan yang harus segera dikerjakan adalah penyusunan proposal kegiatan dalam dua bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Sumber : bpnbpadang.com

– Marbun –
(BPNB Padang)

RAPAT PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2015 BPNB PADANG

0

20150204_091707Rapat bulanan Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang kali ini membahas Program Kerja Tahun Anggaran 2015. Rapat dilaksanakan pada Rabu, 04 Februari 2015 dan dimulai pukul 09.15 di Ruang Sidang BPNB Padang serta dihadiri oleh seluruh pegawai balai. Rapat bulanan kali ini membahas dua agenda utama yaitu Program Kerja 2015 dan Program Kerja 2016.

Pembahasan Program Kerja Tahun Anggaran 2015 memfokuskan pada revisi anggaran yang sudah ditetapkan sebelum revisi dilakukan ke pusat. Revisi ini berkaitan dengan program pemerintah pusat untuk memperbaiki kinerja pegawai dengan mengadakan finger print dan teleconference. Sehingga dengan pengadaan ini, maka harapannya para pegawai khususnya di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bisa lebih terkontrol dalam meningkatkan kinerja dan member pelayanan kepada masyarakat. Namun pengadaan barang tersebut dialokasikan dari anggaran yang ada. Sehingga perlu dicari solusi dengan memaksimalkan anggaran kantor dengan pelaksanaan kegiatan yang ada.

Bukan berarti pengalokasian dana dari pagu anggaran kegiatan kantor harus mengurangi out put yang telah di tergetkan dari setiap kegiatan. Sebagaimana yang disampaikan Kepala BPNB Padang Drs. Nurmatias bahwa BPNB Padang harus tetap melaksanakan kegiatan sesuai target dan out put yang telah ditetapkan, dan hanya bisa mengurangi dana-dana yang bisa dimaksimalkan dari beberapa pengalokasian yang mungkin bisa dikurangi.
“…dan sekalipun kita mengharuskan untuk mengurangi beberapa pagu anggaran dari kegiatan kita, kita tidak bisa mengurangi out put atau target dari setiap kegiatan yang ada…Jangan karena adanya pengurangan anggaran, jadi Bapak-bapak dan Ibu-ibu kemudian melakukan kegiatan yang akrobatik…” demikian Drs. Nurmatias menerangkan.
20150204_091550
Beberapa usulan dalam rapat muncul untuk menyikapi rencana ini yaitu dengan mengurangi poin-poin acara dari rangkaian kegiatan yang ada. Ada yang mengusulkan untuk meniadakan Forum Grup Diskusi dalam kegiatan kajian dan penelitian, ada juga yang mengusulkan pengurangan peserta pada tiap-tiap kegiatan. Untuk poin pengurangan FGD, diusulkan karena kegiatan itu tidak memberikan hasil yang signifikan dalam pengumpulan data yang dilakukan. Malah dalam beberapa kasus para peneliti lebih banyak menghabiskan energy untuk penyelesaian soal-soal administrasi dari pada pengumpulan data. Sementara untuk usulan pengurangan peserta dalam kegiatan-kegiatan dimaksudkan mampu memenuhi out put yang diharapkan secara kualitas, tapi secara kuantitas agak berkurang.

Dari perkembangan usul penghilangan FGD, diusulkan kemudian untuk mengubah metode penelitian menjadi wawancara mendalam. Sementara untuk seminar hasil tetap diadakan sebagai verifikasi atas data-data yang diperoleh dilapangan dan masukan untuk hasil penelitian dan kajian yang lebih baik. Hal ini untuk tetap menjaga kualitas out put dan target yang direncanakan sebelumnya. Jadi data yang biasanya diperoleh dari FGD bisa diperoleh dari memperdalam wawancara kepada informan/narasumber dan pada seminar hasil.

Beberapa kesimpulan rapat adalah meniadakan FGD dari penelitian dan kajian untuk dialihkan pada pengadaan finger print dan teleconferece, kegiatan tahun 2014 selesai paling lambat tanggal 15 februari 2015, program tahun 2015 sudah mulai dikerjakan sejak februari, dengan diawali dengan seminar proposal. Selanjutnya untuk program kegiatan 2016, Kepala meminta untuk secepatnya diselesaikan dan sudah diterima Kerangka Acuan Kinerja (KAK)nya oleh bagian perencanaan pada akhir februari sehingga renstra bisa disusun dengan baik.

(BPNB Padang)