Hilmar Farid Buka Seminar Media Massa dan Sosialisasi UU No.5/2017

0
725
Hilmar Farid

Padang – Dalam rangka pendukungan Hari Pers Nasional 2018, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan ‘Seminar Media Massa dan Warisan Budaya serta Sosialisasi Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan’. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis 1 February 2018 di Ballroom Hotel Inna Muara, Padang, Sumatera Barat. Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid membuka secara resmi kegiatan tersebut.

Pembukaan oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid

 

Turut hadir dalam seminar Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Nadjamuddin Ramly, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Taufik Effendi, Kepala BPNB Sumbar Suarman, Kepala Balai Cagar Budaya Nurmatias, Kepala UPTD Taman Budaya Muasri, komunitas-komunitas budaya, tokoh seni, tokoh adat serta akademisi.

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza, kemudian diikuti pembacaan ayat Alquran oleh Hariadi, lalu pembacaan doa oleh Muasri. Setelah itu para peserta disuguhi penampilan tari pasambahan dari Sanggar seni Indo Jati. Selanjutnya adalah Laporan Direktur WDB, lalu diikuti pengarahan sekaligus pembukaan secara resmi seminar oleh Dirjen Kebudayaan.

Tari Pasambahan

Dalam laporannya, Direktur WDB Nadjamuddin Ramly menyampaikan alasan pemilihan Sumatera Barat sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan. Selain karena alasan pelaksanaan Hari Pers 2018 dipusatkan di Sumatera Barat, provinsi ini juga merupakan salah satu kiblat budaya yang sudah paripurna di Indonesia. Sumatera Barat memang terkenal dengan tokoh-tokoh intelektual, cerdik cendekia yang dikenal secara nasional, bahkan menjadi tokoh-tokoh pendiri NKRI. Sebut saja Moh. Hatta, Moh. Yamin, M. Natsir serta Buya Hamka.

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid dalam arahannya menyampaikan bahwa ada satu kondisi yang terjadi akhir-akhir ini yakni disruption. Menurutnya, disruption ini adalah patahan, dimana ketika kita melaju di garis lurus tiba-tiba bertemu belokan. Kondisi ini terjadi karena perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, yang menawarkan sesuatu dengan cepat dan sesuai dengan kebutuhan.

Salah satu contoh kondisi ini adalah kita tidak perlu ke bioskop hanya untuk menonton. Kita bisa memenuhi kebutuhan menonton hanya dengan gawai yang menyediakan lebih banyak menawarkan pilihan, cepat, dan sesuai kebutuhan. Teknologi informasi yang berkembang dalam kebudayaan telah mampu mendekatkan yang jauh dan sebaliknya. Hilmar Farid menyatakan bahwa hal tersebut menjadi tantangan kebudayaan sekarang ini.

Pada kesempatan tersebut Hilmar Farid juga menyampaikan harapannya bahwa seminar Media Massa dan Warisan Budaya serta Momen Hari Pers Nasional bisa menyelesaikan persoalan pelik tersebut. Dia berharap seminar benar-benar menjadi forum dalam merumuskan solusi untuk menghadapi tantangan baru media massa dan kebudayaan.

Setelah memberikan pengarahan, Hilmar Farid secara resmi membuka kegiatan Seminar Media Massa dan Warisan Budaya serta Sosialisasi Undang-Undang No.5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.