Agung Perdana: Merambah Dunia Lewat Talempong

0
2432

Oleh: Tim Publikasi BPNB Sumatera Barat

Agung Perdana S.Sn.,M,Sn merupakan seorang komposer, arranger dan musisi etnik dengan spesifikasi utama talempong. Talempong merupakan alat musik tradisional Minangkabau yang terbuat dari campuran tembaga, timah putih dan besi putih yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik yang terbuat dari bahan kayu. Alat musik talempong ini biasanya dimainkan mengiringi acara-acara adat di Minangkabau. Bermodalkan kepiawaiannya memainkan instrumen talempong inilah Jaguank, demikian sapaan akrabnya telah merambah ke 12 negara di dunia.

 Kroasia, China, Korea Selatan, Australia, Thailand, Malaysia, Uni Emirat Arab, Rumania, Singapura, Tajikistan, Kazakhstan dan Vietnam adalah negara-negara yang pernah dikunjungi Agung Perdana. Misi utamanya adalah memperkenalkan alat musik tradisional Minangkabau, khususnya talempong ke mancanegara. Pria kelahiran Bukittinggi, 2 Januari 1991 ini sangat yakin bahwa talempong akan dapat diterima dan diakui di dunia.

Kepiawaian Jaguank dalam memainkan talempong, khususnya skill dan kecepatan tangannya memukulkan stik ke talempong, membuat siapapun yang melihatnya akan berdecak kagum. Berbagai jenis aliran musikpun dapat diiringinya dengan mudah menggunakan talempong, mulai dari etnik, pop, blues, jazz, rock dan lainnya.

Perkenalan Agung Perdana dengan instrumen talempong ini tidak terlepas dari peranan keluarga, sang Ayah dan Kakek adalah pemain musik talempong tradisi. Pola pewarisan yang tetap terjaga di lingkungan keluarganya membuat Agung jatuh cinta dengan alat musik tradisional ini. “Yang diwariskan oleh keluarga bukanlah harta, melainkan seni”, hal ini diungkapkan Agung pada kegiatan Dialog Pelestarian Nilai Budaya dengan tema Eksistensi Musik Tradisonal di Kalangan Milenial, Sabtu, 25 Juli 2020 yang disiarkan secara langsung di kanal youtube BPNB Sumatera Barat. “Jadi jika ingin mengembangkan permainan musik tradisi ini kenali dahulu akar budayanya. Setelah paham terhadap nilai-nilainya tradisinya barulah kita bisa berkreasi dan berinovasi dengan alat musik tersebut”. Demikianlah pesan Agung Perdana.

Agung pertama kali belajar memainkan talempong pada waktu masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Meskipun demikian, Agung sudah mulai dikenalkan dengan musik-musik tradisi oleh ayah dan kakeknya semenjak masih berusia 3 tahun, sehingga darah seni sudah mengalir dalam dirinya semenjak dini. Alat musik talempong pertama yang dipelajarinya adalah talempong pacik yang merupakan tradisi asli. Talempong pacik dimainkan oleh tiga orang, dimana masing-masingnya memegang dua buah talempong dan dipukul dengan irama saling bersahutan.

Satu pengalaman masa kecil Agung yang tidak pernah dilupakannya adalah ketika tampil bermain talempong di Taman Budaya Sumatera Barat, dimana Agung kecil, Ayah dan Kakeknya bermain talempong bersama dalam arak-arakan di tepi laut dan waktu itu turun hujan. Agung memegang talempong anak, ayahnya dengan talempong tangah dan kakeknya memainkan talempong induak. Pengalaman bermain talempong tiga generasi di keluarganya ini masih berkesan sampai saat ini dalam diri Agung Perdana.

Berbekal kepiawaiannya memainkan alat musik talempong ini, Agung Perdana memutuskan untuk kuliah di ISI Padang Panjang dengan mengambil jurusan karawitan dan memperoleh gelar S1 Sarjana Penciptaan Seni Musik Karawitan di tahun 2013. Agungpun melanjutkan Pendidikannya ke jenjang S2 dan memperoleh gelar Magister Penciptaan Seni Musik Nusantara di tahun 2017. Pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan, ditambah dengan pengalaman empiris berkesenian di lingkungan kampus telah mengubah cara pandang seorang Agung Perdana. Alat musik talempong tradisi yang dikenalnya sedari kecil, dikreasikannya dengan menyesuaikan dengan nada-nada yang ada pada piano, sehingga bisa dimainkan untuk mengiringi jenis lagu apapun. Agung melakukan inovasi dengan memindahkan nada-nada pada piano kepada nada-nada talempong, sehingga terbentuklah alat musik talempong seperti yang dimainkannya sekarang.

Pada tahun 2017, Agung Perdana mendapatkan kesempatan berharga dengan mengikuti event 51st International Folklore Festival bersama Sumbar Talenta di Zagreb, Kroasia. Ini merupakan pengalaman pertamanya membawa musik tradisional Minangkabau ke luar negeri. Sejak saat itu, permintaan untuk tampil di berbagai negarapun berdatangan. Event-event internasional yang pernah diikutinya antara lain adalah China Asean Theater Week bersama ISI Padang Panjang di Nanning, China tahun 2017, Seoul International Sourcing bersama Group Dalamak Kaco di Seoul, Korea Selatan tahun 2018, Indofest bersama Group Sikambang Manih di Bangkok, Thailand tahun 2018, Indonesian Festival bersama Group Dalamak Kaco di Bucharest, Rumania tahun 2019, Dubai Metro Music Festival di Uni Emirat Arab tahun 2019, Indonesian Cultural Performance at Caspian University di Almaty, Kazakhstan tahun 2019, Indonesian Diplomatic Reception Dubai bersama LAB Art Project di Dubai, Uni Emirat Arab tahun 2019 dan Sharjah Heritage Week on Theater of the Republic of Indonesia bersama LAB Art Project di Sharjah, Uni Emirat Arab tahun 2020 serta masih banyak event-event lainnya.

Pada tahun 2020 ini sebenarnya sudah ada beberapa agenda tampil di berbagai negara seperti di Turki bersama Sumbar Talenta yang rencananya pada bulan Juli ini, performance di Rumania dan rehearsal di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab selama tiga bulan dalam rangka mempersiapkan konser keliling dunia. Namun karena pandemi covid 19 yang melanda dunia saat ini, agenda-agenda tersebut tertunda. Meski demikian, pandemi covid 19 tidak lantas membuat Jaguank berhenti berkarya. Salah satunya adalah dengan membuat kolaborasi daring antar kota antar provinsi yang memadukan aransemen barat dan timur, khususnya instrumen Minang (talempong dan bansi) dengan scale pelog Jawa dan pentonik plus blue note, dengan memainkan karya dari Weird Genius.

Banyaknya tawaran dan permintaan untuk tampil di luar negeri maupun di dalam negeri tentu membutuhkan seorang manager yang bisa mengatur agenda penampilan Agung Perdana S.Sn.,M.Sn dengan baik. Adalah Lovia Triyuliani S.Sn.,M.Sn yang juga adalah seorang koreografer yang bertindak sebagai manager Agung. Sebagai sesama pekerja seni, Agung dan Uli (panggilan akrab Lovia Triyuliani), bahkan tidak jarang untuk tampil bersama di beberapa event. Salah satunya event yang dilakukan adalah Sharjah Heritage Week di Sharjah, Uni Emirat Arab pada Februari 2020 lalu. Jaguank sebagai composer sekaligus Pimpro, didampingi Uli sebagai koreografer sekaligus Stage Manager dari komunitas seni yang mereka bangun sendiri bernama LAB Art Project. Membawa tim sebanyak 18 orang yang terdiri dari 8 orang pemusik dan 10 orang penari. Mewakili nama Indonesia dalam mempromosikan Seni Budaya Indonesia, khususnya Minangkabau di kancah internasional.

Menurut Uli perkembangan tekhnologi informasi saat ini bisa dimanfaatkan untuk merekam jejak dan mempromosikan kepiawaian yang dimiliki. Hal ini diharapkan berimbas kepada masyarakat luas sebagai pembelajaran dan pelestarian budaya yang patut dihargai. Salah satunya adalah dengan mengupload kepiawaian Agung dalam bermain talempong di akun media sosialnya, sehingga dapat dilihat oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Adapun akun media sosial Agung Perdana adalah instagram / facebook @jaguank dan @LABartproject dan website di www.jaguank.com.

Dari sinilah datangnya beberapa tawaran untuk tampil di luar negeri. Uli sangat yakin bahwa talempong akan bisa diterima oleh masyarakat dunia karena jika kita khususnya di Minangkabau menganggap bahwa talempong ini adalah tradisi dan musik barat adalah kontemporer, bagi masyarakat luar justru sebaliknya apa yang kita anggap sebagai tradisi itulah yang justru mereka anggap sebagai kontemporer. Tetapi tentu harus bisa beradaptasi dengan musik-musik kontemporer lainnya. Disiniliah dituntut kepiawaian dari seniman musik untuk mampu mengembangkan dan melakukan inovasi-inovasi terhadap tradisi aslinya tanpa meninggalkan akar tradisi itu sendiri.

Selain sebagai seorang pemain talempong, Agung Perdana juga merupakan seorang komposer dan arranger musik serta sekaligus sebagai produser. Tidak hanya piawai memainkan talempong, Agung juga menguasai banyak alat musik lainnya mulai dari yang tradisonal maupun modern seperti saluang, bansi, gendang, organ, piano dan lainnya. Selain di musik, talenta lainnya dari seorang Agung Perdana adalah bisa bermain silat, randai dan teater. Bersama dengan Ully, Agung mendirikan sebuah komunitas yang diberi nama LAB Art Project yang bergerak di berbagai macam seni pertunjukan.

Kunci kesuksesan Agung dalam memodifikasi dan memainkan talempong dengan skill seperti saat ini adalah bermain dengan rasa. Rasa ini didapatkan dari pemahaman yang kuat terhadap akar tradisi yang melatarbelakanginya. Jika rasa ini sudah didapatkan maka bereksperimen seperti apapun menggunakan alat musik ini akan menjadi mudah. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti alat musik tradisional kita ini akan bisa dimainkan mengiringi musisi dan penyanyi kelas dunia.

Banyak hal yang dapat ditiru dari sosok Agung Perdana, khususnya bagi generasi muda. Salah satunya adalah bahwa janganlah kita menganggap bahwa tradisi yang kita miliki adalah sesuatu yang kuno, karena ternyata bagi orang luar justru yang kita anggap kuno inilah yang merupakan kontemporer, tergantung bagaimana kita mampu mengembangkannya. Selain itu terus belajar dan mengasah kemampuan diri serta berani mencoba tantangan-tantangan baru sehingga bisa menjadi sosok yang multitalenta seperti Agung Perdana. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi semua kalangan terutama generasi muda.