Memposisikan film sebagai sebuah hobbi, industri dan akarnya ditarik dari konten budaya sangatlah menarik untuk diperbincangkan. Sebab ketiga posisi tersebut memiliki makna dasar bagi seseorang sineas untuk membuat film itu sendiri. Fondasi alasannya, mulai dari sekedar hobbi, industri-tujuan komersil sampai kepada mengakarnya konten budaya pada sisi film itu sendiri. Atau dengan kata lain film itu dipahami sebagai representasi budaya. Film digunakan sebagai cerminan untuk mengaca atau untuk melihat bagaimana budaya bekerja atau hidup di dalam suatu masyarakat.
Semua itu akan disigi dalam kegiatan Dialog Pelestarian Nilai Budaya, kegiatan yang diselenggarakan oleh Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui live Zoom dan Youtube pada Hari Rabu, 8 Juli 2020 Pukul 10.00-12.00 Wib.
Kupasan dari materi tersebut akan didiskusikan oleh narasumber yang sangat dikenal didunia perfilman Indonesia, yakni pertama, Garin Nugroho. Pria kelahiran 6 Juni 1961 ini lebih dari 65 penghargaan film diraihnya dari berbagai festival internasional dan Indonesia. Bukan itu saja, karyanya meluas dari film, teater, dance hingga instalasi art.
Kedua, Muhammad Arief atau lebih dikenal dengan Arief Malinmudo, pria yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat 28 September 1990 seorang sutradara dan penulis naskah film. Namanya melekat dan kemudian dikenal luas saat debut film panjang pertamanya, Surau dan Silek (2017). Ketiga, Aria Kusumadewa, pria yang lahir 27 September 1963 ini adalah sutradara Indonesia. Ia dikenal luas sebagai sutradara film-film indie, seperti Beth dan Novel Tanpa Huruf R. Penggalan dialog tersebut disimpulkan oleh Drs. Suarman (Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat), serta dimoderatori oleh S. Metron Masdison (sutradara Ranah PAC dan Penyuluh Budaya Kemendikbud RI).
Harapannya, dengan kegiatan ini dapat melihat posisi perfilman Indonesia, baik sebagai hobbi, industri maupun pijakan dasar film itu sendiri dari konten budaya. Film dapat dikatakan sebagai salah-satu media hiburan yang paling populer, selain televisi tentunya. Melalui film sebenarnya kita banyak belajar tentang budaya. Baik itu budaya masyarakat di mana kita hidup di dalamnya, atau bahkan budaya yang sama sekali asing buat kita sendiri. Semuanya tidak lain untuk pemajuan kebudayaan kedepannya. Selamat mengikuti !