Sinergi Dengan Perguruan Tinggi Menggarap Kebudayaan

0
805
Ki-Ka: Prof. Gusti Asnan, Drs. Suarman, Dr. Alfian Miko, Dr. Aidinil Zetra.

Padang (BPNB Sumbar) – Tugas pelestarian budaya merupakan pekerjaan besar dan membutuhkan konsistensi dalam penanganannya. Pekerjaan pelestarian budaya juga tidak bisa dikerjakan oleh satu pihak saja atau banyak pihak yang bekerja sendiri-sendiri. Pelestarian budaya membutuhkan kerjasama yang kuat dan berkesinambungan antar semua stakeholder terkait. Baik pelaku budaya, pemerintah, akademisi serta  masyarakat. Hal inilah yang mendorong Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat merasa perlu untuk meningkatkan kerja sama dengan Perguruan Tinggi.

Ki-Ka: Prof. Gusti Asnan, Drs. Suarman, Dr. Alfian Miko, Dr. Aidinil Zetra.

BPNB Sumatera Barat melakukan Silaturahmi dan Koordinasi dengan Perguruan Tinggi yang ada di Kota Padang pada Selasa 31 Januari 2017. Rombongan dipimpin oleh Kepala BPNB Sumatera Barat Drs. Suarman dan diterima oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Pertemuan yang diadakan di Ruang Sidang FISIP Unand dihadiri oleh Dekan FISIP UNAND Dr. Alfian Miko, Dekan FIB UNAND Prof. Gusti Asnan, Wadek I FISIP UNAND Dr. Aidinil Zetra, M.A, Wadek II FISIP UNAND Dr. Indraddin, M.Si, Dekan Fak. Adab dan Humanihora IAIN Imam Bonjol Dr. Firdaus, M.Ag. Sementara rombongan dari BPNB Sumatera Barat terdiri dari Kepala Drs. Suarman, Koordinator fungsional Undri, Pokja Budaya  Rois, Pokja Sejarah Zusnelli Zubir dan Publikasi Noveri. Diskusi dibuka oleh Dekan FISIP Bapak Alfian Miko.

Menurut Kepala BPNB Sumatera Barat Drs. Suarman tujuan koordinasi ini  adalah untuk meningkatkan silaturahmi dan kerjasama yang memang sudah terbangun sejak lama. Kegiatan ini juga bermaksud menciptakan sinergi program yang lebih konkrit ke depan disamping meminta masukan para akademisi terkait pembangunan kebudayaan di masa yang akan datang. Beliau menambahkan bahwa kerjasama ke depan bisa dalam beberapa bentuk seperti penelitian, pameran, seminar dan kegiatan-kegiatan internalisasi. Lebih jauh Beliau juga menyinggung program pengembangan wisata di wilayah Sumatera Barat sedang digalakkan pemerintah daerah sebaiknya lebih fokus pada wisata budaya. Dengan berbagai masukan dari berbagai lembaga diharapkan perencanaan dan penganggaran program ke depan lebih terarah dan tepat sasaran.

Suasana rapat

Merespon paparan Kepala BPNB Sumatera Barat tersebut, Prof. Gusti Asnan menyatakan bahwa kerjasama antara BPNB dengan Unand sudah berlangsung sejak lama baik dengan BPNB Kepri yang sebelumnya dipimpin oleh Bapak Drs. Suarman, bahkan dengan BPNB Sumatera Barat sudah jauh lebih lama. Gusti yang juga Dekan FIB UNAND kemudian mengusulkan bahwa sesuai dengan program nawacita presiden Jokowi yang fokus pada Kebaharian, maka sebaiknya kerja sama yang akan dibangun adalah kerjasama kebaharian. Dalam hal internalisasi budaya, Gusti berpendapat bahwa pekerjaan pentingnya adalah membuat generasi muda mengetahui terlebih dahulu. Proses memberi tahu ini bisa melalui pameran, lomba mengarang, lomba membuat film dokumenter. Memunculkan memory-memory kolektif di tiga wilayah kerja serta membangun hubungan lintas budaya.

Wakil Dekan II FISIP Dr. Aidinil Zetra, M.A sepakat dan berpendapat bahwa potensi pariwisata sudah seharusnya berkembang ke arah wisata minat khusus. Wisata alam yang selama ini dijual harus diganti menjadi wisata khusus seperti wisata budaya. Beliau menyarankan untuk mengidentifikasi terlebih dahulu potensi budaya seperti misalnya di jalur rempah untuk pengembangan wisata dan ekonomi. Selanjutnya adalah mengembangkan sikap dan perilaku mengenai temuan-temuan tersebut. Bagaimana harusnya mengelola potensi tersebut. Pengelolaan ini bisa dikerjasamakan diantara pihak-pihak terkait. Lalu pekerjaan terakhir adalah membagi ke khalayak hasil-hasil temuan tersebut.

Foto bersama

Dr. Firdaus menambahkan kerjasama antar lembaga harus lebih dikonkritkan dan poin-poin apa yang harus dikonkritkan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing lembaga. Diskusi juga kemudian berkembang pada potensi membangun museum maritim. Berbagai potensi untuk dikembangkan sebagai ekonomi kreatif tentang kebaharian seperti motif-motif kelautan. Disamping itu perlu juga riset untuk melihat peluang mengalihkan perhatian generasi muda dari permainan-permainan (games) menjadi ke permainan tradisional.

Undri berharap bahwa kerjasama bisa lebih luas dengan melibatkan pemerintah daerah. Kerjasama yang lebih luas kemudian bisa menggagas kongres kebudayaan yang sudah pernah digagas sebelumnya. Usul ini diamini oleh Zusnelli Zubir dan menekankan untuk segera dikonkritkan.

Rois menyampaikan bahwa penting untuk membicarakan kegiatan rutin BPNB Sumatera Barat lebih difokuskan kepada kemaritiman atau permainan tradisional. berbagai masukan tentu saja sangat dibutuhkan untuk menambah wawasan dan kreatifitas dalam menjalankan program yang bermanfaat bagi masyarakat. Beliau juga meminta masukan untuk beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 seperti Jejak Tradisi Daerah, Seminar Proposal dan Penelitian kemaritiman sehingga bisa lebih terukur.

Menindaklanjuti pertemuan ini, peserta rapat sepakat untuk melakukan diskusi-diskusi rutin yang langsung dikoordinir oleh BPNB Sumatera Barat.