You are currently viewing Tari Pamonte di Sulawesi Tengah

Tari Pamonte di Sulawesi Tengah

Tari Pomonte diciptakan oleh Hasan M.Bahsyuan pada tahun 1957 di Parigi Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Pomonte berasal dari bahasa Kaili Tama yag terdiri dari Po yang artinya pelaksana dan Monte artinya tuai (menuai), jadi Pomonte artinya penuai, menuai. Tari tersebut diciptakan berdasarkan kebiasaan wanita kabupaten Donggala yang hidup bertani terutama di desa asal pencipta.

Pasa tahun 1957 tari Pomonte ini diperagakan oleh penari wanita berjumlah 21 orang. Kemudian pencipta membuatnya lagi menjadi 16 orang. Dan kemudian diubah lagi menjadi 17 orang penari. Ketiga versi tersebut tidak hilang, tetapi ketiga-tiganya dapat ditarikan sesuai dengan kemampuan penari itu sendiri atau pelatih. Kecuali apabila menjadi tari wajib lomba atau tari pilihan lomba akan ditetapkan salah satu versi yang dipilih. Pada tahun 1968 tari Pomonte ini mengalami perubahan lagi, hal ini dosebabkan karena penciptanya sendiri belum memiliki koreografi.

Pada versi lama dari tarian Pomonte ini, para penari membawa alat-alat tarian seperti Toru = tudung (topi), Alu (nalu) = alat menumbuk padi, bakul (bingga) = tempat padi dan padi (pae) sedangkan pada versi baru alat-alat tersebut dihilagkan/tidak dipakai lagi karena menurut pencipta bahwa penggunaan alat-alat tidak praktis dalam menari, karena sesungguhnya menari itu bukanlah membawakan hal yang nyata melainkan hanya sebagai simbolis. Setelah mengalami perubahan maka alat-alat yang dipakai hanyalah Tudung (taro) dan Selendang (salenda).

Adapun ragam gerak dari tari Pomonte ini adalah sebagai berikut :

  • Gerak I : Netabe artinya menghormat
  • Gerak II : Momonte artinya memetik padi (menuai)
  • Gerak III : Manggeni pae ri sapo artinya membawa padi ke rumah
  • Gerak IV : Manggaeni pae ri nonju artinya membawa padi ke lesung
  • Gerak V : Mombayu pae artinya menumbuk padi
  • Gerak VI : Mosidi artinya menapis
  • Gerak VII : Maggeni ose artinya membawa beras
  • Gerak VIII: Meaju, Rano, Raego Mpae artinya ucapan syukur sambil bernyanyi bersama tanda kegembiraan mendapatkan hasl yang memuaskan.

Ciri khas dari tarian ini adalah menggunakan tudung dan selendang dan untuk busana yang dikenakan menggunakan baju pasua atau blus los tangan panjang dan buya sambe (sarung sutra) atau rok batas lutut model lipat memakai renda.Tarian ini diiringi musik seperti suling (suli), gendang (gimba), gong (tawa-tawa) dengan lagu Pomonte yang dinyanyikan oleh penabuh dan penari itu sendiri.Tari ini disajikan dengan jumlah penari selalu ganjil yaitu 9,13,17,21 dan seterusnya.

Sumber : Dokumen BPNB Sulut