WARISAN BUDAYA NASIONAL RUMAH KAKI SERIBU ORANG ARFAK DI PAPUA BARAT

0
5319
Rumah Kaki Seribu (mod aki aksa/igkojei) Orang Arfak

Bersama 150 karya budaya nasional lainnya, rumah kaki seribu (mod aki aksa/igkojei) tahun 2016 ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Pada tahun ini 10 karya budaya dari tanah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat) telah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional di Hotel Millenium 13 – 16 September 2016. Provinsi Papua Barat 4 karya budaya (mod aki aksa/igkojei, banondit, bihim, dan igya ser hanjop) sedangkan Provinsi Papua 6 karya budaya (wor, aker, khombow, elha, terfo, dan honai). Ke sepuluh karya budaya Warisan budaya takbenda ini masuk dalam kategori atau domain  adat istiadat ritus perayaan, kemahiran, kerajinan dan pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai lingkungan alam semesta. Rumah kaki seribu ( mod aki aksa/igkojei) karya budaya orang Arfak di Papua Barat masuk dalam domain kemahiran dan kerajinan tradisional.

Suku Arfak atau Orang Arfak adalah salah satu kelompok suku besar di Provinsi Papua Barat. Suku besar Arfak terdiri dari beberapa sub suku yaitu Sough, Hatam, Moille dan Meyah. Sebaran kelompok suku besar Arfak ini sebagian besar berdiam di bagian tengah daerah kepala burung pulau Papua yang hidup di kampung-kampung yang identik dengan budaya Arfak di sekitar kawasan cagar alam pegunungan arfak meliputi kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, Tambrauw dan Pegunungan Arfak.

Rumah kaki seribu atau Mod Aki Aksa atau Igkojei secara arsitektur tradisional hanya memiliki dua pintu dibagian depan dan belakang tanpa jendela sebagai ventilasi udara dengan konstruksi rumah panggung. Bahan yang digunakan sebagai konstruksi rumah kaki seribu seluruhnya terbuat dari kayu dan rumput ilalang serta daun pandan hutan sebagai atap. Disebut rumah kaki seribu karena konstruksi tiang sebagai penyanggah rumah cukup banyak bahkan jarak antar setiap tiang sebagai kaki penyanggah hanya sekitar 30 centimeter. Ukuran rumah kaki seribu 8 x 6 meter dengan tinggi panggung sekitar 1 hingga 1,5 meter dengan tinggi puncak atap 4,5 hingga 5 meter.

Rumah kaki seribu (mod aki aksa/igkojei) merupakan bentuk adaptasi orang Arfak terhadap lingkungan geografis Pegunungan Arfak yang berbukit-bukit dengan hutan yang lebat dan sungai-sungai dengan arus air yang deras di ketinggian 2000 meter dari permukaan laut dan merupakan daerah  paling rawan dengan gempa di Papua Barat. Di samping itu masih kuatnya kepercayaan Orang Arfak tentang suanggi atau  kekuatan blackmagik dalam budaya orang Arfak.

Setelah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional, diharapkan ada perhatian  pemerintah daerah melestarikan  rumah kaki seribu  (mod aki aksa/igkojei) yang hampir  tidak terlihat lagi di kota Manokwari. Ada konsep konstruksi tradisional rumah kaki seribu yang memiliki nilai budaya dan filosofi akan kehidupan yang bisa dikembangkan sebagai modal sosial. Semoga ke depan masih banyak lagi karya budaya dari kawasan kepala burung terutama orang Arfak yang diinfentaris dan ditetapkan sebagai warisan budaya nasional bahkan warisan budaya dunia mengikuti karya budaya noken.**