Hasil Kajian BPNB Jayapura-Papua “SAUSAPOR SAKSI SEJARAH PERANG DUNIA II DI KABUPATEN TAMBRAUW PROVINSI PAPUA BARAT”

0
1233

“SAUSAPOR SAKSI SEJARAH PERANG DUNIA II DI KABUPATEN TAMBRAUW PROVINSI PAPUA BARAT”

Ana Maria F. Parera, dkk "SAUSAPOR SAKSI SEJARAH PERANG DUNIA II DI KABUPATEN TAMBRAUW PROV. PAPUA BARAT"
Ana Maria F. Parera, dkk “SAUSAPOR SAKSI SEJARAH PERANG DUNIA II DI KABUPATEN TAMBRAUW PROV. PAPUA BARAT”

Ana Maria F. Parera, dkk

Dalam rangka melaksanakan strategi “loncat Katak”,Mac Arthur berpandangan bahwa Papua merpakan jalan pintas menuju Fhilipina dan Tokyo. Namun, pendapat Mac Arthur itu ditentang oleh para laksamana Amerika dibawa pimpinan Laksamana Nimitz. Laksamana Nimitz  beranggapan bahwa Papua boleh direbut oleh Mac Arthur, tetapi jalan pintas menuju Tokyo bukanlah melewati Fhilipina, tetapi jalan laut di pasifik tengah.pertentangan ini menyebabkan Presiden Amerika Rosevelt turun tangan dan memanggil ke dua perwira yang bertentangan tersebut ke Hawai. Dalam pertemuan itu Rosevelt menyetujui strategi perang kedua petinggi militernya itu dana memutuskan bahwa Jenderal Mac Arthur dari Papua, harus mendarat di Fhilipina dan Laksamana Nimitz boleh memilih jalan laut (Ojong, 2001:113)

Menindaklanjuti strategi “loncak katak” itu, tentara sekutu berperang melaan tentara Jepan di Papua mulai dari teluk Tanag Merah, Wakde Sarmi, Biak hingga di Sausapor pada 30 Juli 1944. Pada Perang Dunia II, tentara sekutu membangun beberapa pangkalan tempat persinggahannya ddi Papua yaitu di Teluk Tanah Merah, Hollandia (jayapura), Wakdde Sarmi, Biak dan Sausapor. Dengan dmikian, pendaratan pasukan sekutu di Papua dimulai dari HHollandia, Sarmi, Biak, Numfor dan terakhir Saiapor (Sausapor atau Vogelkop).  Laksamana Morison dalam bukunya “New Gunea and the Marianas”, 1953, mengatakan bahwa Jenderal Mac Arthur setelah tiba di Vogelkop (Sausapor) ujung paling barat Irian, boleh peluk tangan, selanjutnya menonton dari jauh bagaimana pesaingnya Laksamana Nimitz membawa bendera Amerika dan sekutu ke Tokyo (Ojong, 2001 :104). Pendapat Laksamana Morison dengan jelas memperlihatkan bahwa Sausapor (Sansapor) merupakan lokasi penting dan strategis bagi Jenderal Mac Arthur untuk merebut Tokyo lebih awal dari Laksamana Nimitz.

Sausapor merupakan salah satu wilayah yang pernah diduduki oleh tentara Jepang dan Sekutu pada Perang Dunia II (Perang Pasifik). Pendudukan tentara Jepang dan tentara Sekutu di Sausapor tentunya berdampak terhadap kehidupan masyarakatnya. Pendudukan tentara Jepang dan Sekutu di Sausapor juga mempengaruhi sejarah dan budaya masyarakat di wilayah itu. Oleh karena itu, para penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang Sausapor Saksi Sejarah Perang Dunia II.