1 TAHUN NOKEN SEBAGAI WARISAN BUDAYA DUNIA

0
2661

Acara memperingati hari Noken yang pertama di Provinsi Papua dilaksanakan di Museum Negeri Provinsi Papua yang dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Marijan. Penetapan Noken sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO merupakan suatu kebangggan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Papua. Bangsa Indonesia memiliki warisan Budaya yang luar biasa baik dari sabang sampai Merauke ini dapat dilihat dari warisan budayatakbenda maupun benda, ini terjadi karena Indonesia memiliki beragam suku bangsa dan kelompok dan masing-masing suku bangsa dan kelompok telah menciptakan, memproduksi dan mereproduksi kebudayaan sendiri-sendiri yang merupan keunikan budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia, salah satunya noken yang merupakan warisan leluhur orang Papua
Kekayaan warisan budaya di Papua bukan hanya noken saja dan tidak menutup kemungkinan suatu saat akan ada warisan budaya yang lain akan di akui dari UNESCO untuk papua.
Diharapkan kepada Pemerintah daerah dan intitusi terkait dan juga masyarakat untuk terus mendata warisan budaya takbenda maupun benda di Tanah Papua. Warisan Budaya Takbenda yang sudah terdaftar di Pemerinta R.I sebanyak 2.632 Karya Budaya dan pada akhir tahun 2013 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan akan menetapan 70 warisan budaya takbenda menjadi warisan budaya Indonesia. Warisan Budaya Takbenda Papua yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Indonesia antara lain; Tifa, Bakar Batu (barapen), dan Yosim Pancar.
Noken yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia yang merupakan warisan budaya Indonesia bukan merupakan satu-satunya karena sebagaimana diketahui bahwa Wilayah Tanah Papua merupakan wilayah perbatasan Negara Indonesia dan Papua Newgenea yang pastinya memiliki keragaman budaya yang serupa seperti noken. UNESCO pun mengakui Noken sebagai warisan budaya bersama hanya saja Indonesia yang lebih dahulu mendaftarkannya. Noken yang sudah diakui jangan sampai orang luar negeri lebih tau noken dibandingkan orang papua untuk itu Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Pemerintah daerah Provinsi Papua dan Papua Barat untuk bersama-sama secara serius melestarikan dan mengembangkan noken ini bukan sekedar koservasi, melainkan mengembangkan, modernisasi dan memanfaatkan sehingga noken bisa berkembang lebih bagus lagi bukan hanya sekedar sebagai alat kehidupan sehari-hari di kampung melainkan menjadi barang kerajinan yang bisa dipasarkan, di produksi sehingga noken bukan hanya bermanfaat secara budaya tetapi secara ekonomi bagi orang-orang yang bergerak dibidangnya baik yang membuat baik para pedagangnya.
Bukan hanya sebagai hari memperingati penetapan Noken sebagai Warisan dunia oleh UNESCO melainkan merupakan titik awal yang akan berkelanjutan dalam pengembangan Noken. Diharapkan untuk dinas terkait untuk menyusun buku panduan bagaimana pembuatan noken dan pengembangannya, sehingga noken bisa menjadi bagian dari kegiatan budaya pada masyarakat dan dunia pendidikan. Sehingga di sekolah-sekolah noken bisa menjadi keterampilan menyangkut kurikulum 2013 memiliki 3 sumber pelajaran pokok antara lain (1). Fenomena Alam, (2). Fenomena Sosial, dan yang ke (3) Fenomena Budaya. Selain itu juga dengan dibangunkan museum noken yang berlokasi di halaman Musium negeri Provinsi Papua, tidak hanya sebagai tempat pameran saja diharapkan berfungsi sebagai workshop pengembangan noken di Tanah Papua.
Disela-sela kegiatan ini Direktur Kebudayaan juga mengatakan “Ini merupakan pengakuan yang sangat luar biasa dari lembaga Internasional, dan merupakan penghargaan bagi Indonesia dan masyarakat Papua, tugas kita bagaimana untuk melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan noken ini. Gerakan Cintai Noken merupakan salah satu cara untuk mengembangakan dan melestarikan Noken bukan hanya di Papua tetapi masyarakat lainnya. Apabila peminatnya banyak maka produksi noken juga harus biasa ditingkatkan. Noken tidak lagi menjadi bagian dari industri kecil tapi juga menjadi kebudayaan yang lebih luas bagi masyarakat, noken ini mempunyai banyak manfaat sebagaimana diketahui, ada yang bisa untuk sebagai tas sekolah, mengangkut barang, menggendong anak dan lain-lain. Apabila suatu saat noken digunakan secara masal seperti penggunaan tas untuk anak-anak sekolah ini merupakan sesuatu yang luar biasa, bukan sebagai identitas dan ciri khas masyarakat Papua secara tidak langsung dapat terlihat secara nyata melainkan secara ekonomi, dimana produksi nokan akan berkembang secara besar-besaran. Implikasinya para pengrajin akan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik. Bukan hanya itu noken bisa dijadikan salah satu ciri khas cenderamata Papua sehingga diharapkan kreatifitas dari para pengrajin noken yang nantinya dapat diperkenalkan ke Indonesia secara umum”.
Selain membuka acara 1 tahun hari Noken Dirjen Kebudayaan juga mengunjungi komunitas pengrajin noken yang terdiri dari berbagai daerah, antara lain dari Kabupaten Jayawijaya, Paniai, Biak, Serui dan Jayapura. Komunitas pengrajin Noken ini terdiri dari mama-mama Papua yang berdomisili di Kota/Kab. Jayapura. Dalam kunjungannya Direktur Kebudayaan melakukan wawncara langsung dengan para pengrajin noken.

Sambutan Bpk. Direktur Jenderal Kebudayaan
Sambutan Bpk. Direktur Jenderal Kebudayaan
Foto bersama acara Workshop Pembuatan Noken
Foto bersama acara Workshop Pembuatan Noken
DSC_0443DSC_0445DSC_0449DSC_0451DSC_0462DSC_0454DSC_0448DSC_0469DSC_0478DSC_0483