Menengok Tradisi Pengantin Sahur di Inhil dan Tanjabtim

0
666
Tradisi Pengantin Sahur di Inhil

Dua daerah bertetangga, Indragiri Hilir (Riau) dan Tanjung Jabung Timur  (Jambi) memiliki tradisi unik dalam bulan Ramadhan. Dalam membangunkan warga untuk sahur, ada tradiri Pengantin Sahur. Pengantin diarak membangunkan warga untuk sahur. Sesuatu yang unik.

Di Indragiri Hilir, tradisi pengantin sahur ini ada di dua desa, yakni Desa Pulau Palas dan Desa Sungai Luar. Dalam tradisi ini, pengantin yang diarak tersebut bukanlah sepasang pria dan wanita, namun keduanya laki-laki. Namun, salah seorang diantara mereka didandani layaknya pengantin wanita. Arak-arakan pengantin ini berlangsung selama satu jam atau lebih. Biasanya dimulai dari pukul 00.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB atau sampai warga terbangun sahur.

Para pengantin ini, dirias begitu cantik tak ubahnya sepasang pengantin betulan. Setiap pasangan dirias bidan pengantin dengan mengenakan layaknya baju pengantin. Yang membedakannya, pengantin ini semua pasangan laki-laki. Setiap pasangan pengantin diarak di atas gerobak kecil yang telah diberi roda. Di atas gerobak itu dihias menjadi tempat pelaminan dengan hiasan pernak pernik lampu warna. Daya listrik untuk lampu disalurkan lewat genset yang posisi di belakang gerobak pengantin. Gerobak pengantin inilah, berkeliling kampung yang diarak ribuan masyarakat.

Pengantin sahur ini tidak setiap malam. Dilakukan hanya satu kali dalam seminggu, tepatnya setiap Jumat malam selama bulan Ramadan. Ada yang juga yang menggelar saat malam minggu. Perayaan pengantin sahur tak bisa setiap malam karena membutuhkan biaya yang tak sedikit. Warga harus mengeluarkan dana yang digunakan untuk menyewa baju, make up serta alat penerangan dan pengeras suara.

Tradisi pengantin sahur ini sudah ada sejak tahun 1970-an. Daerah yang tetap mempertahankan tradisi ini, ada di dua daerah, yakni Desa Pulau Palas dan Desa Sungai Luar. Nilai budaya dalam tradisi ini adalah solidaritas atas sesama masyarakat, sikap gotong royong dan juga wahana pemersatu masyarakat. Selain itu, tradisi ini menjadikan bulan Ramadhan lebih semarak. Di Inhil, kegiatan pengantin sahur dibuat besar-besaran seperti festival. Peserta pengantin sahur bisa belasan pasangan dan dilombakan.

Tak hanya di Indragiri Hilir, beberapa desa di Tanjung Jabung Timur, Jambi juga memiliki tradisi pengantin sahur ini. Di sana, tak hanya satu pasangan pengantin, tetapi ada beberapa pasang, tergantung kelompok warga yang ada. Hal yang membedakan tradisi di Inhil dan Tanjabtim adalah di Tanjabtim, pengantin yang dirias benar-benar pasangan laki-laki dan perempuan. Sementara, di Inhil, pengantin yang dirias adalah sepasang laki-laki. Satu orang dirias seperti perempuan.

Namun secara umum, tujuan arakan pengantin sahur adalah untuk menyemarakkan bulan Ramadan sekaligus membangunkan warga makan sahur. Baik di Tanjabtim maupun di Tembilahan, tradisi tersebut cukup menyita perhatian warga. Banyak warga dari luar daerah sengaja datang untuk melihat tradisi tersebut.

Sumber:goriau.com
            detik.com