Salah satu hasil pendataan Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur adalah makam Imam Kulat. Imam Kulat adalah salah seorang Panglima di Kerajaan Mempawah. Beliau bergelar Imam Kulat dengan nama aslinya yaitu Encik Abdurrahim bin Imam Muhammad Khair. Beliau adalah panglima terkenal pada saat itu dikarenakan kealiman dan keilmuannya. Salah satu peristiwa yang membuat beliau terkenal adalah pada saat penyerbuan dari Kerajaan Brunei Darussalam, Panglima Awang Janggut Putih yang ingin mencoba kemampuan ilmunya dengan Imam Kulat ini.
Pada suatu malam, Panglima Awang Janggut Putih itu tidur, ia bersama dengan segala perahu dan orang-orangnya diangkat ke darat oleh Imam Kulat. Panglima Awang Janggut sadar mengetahui bahwa ia dan perahunya sudah berada di daratan. Sejak saat itu ia memutuskan untuk belajar dan berguru dengan Imam Kulat. Imam Kulat wafat di Mempawah dan dimakamkan di Pemakaman Umum Kelurahan Pulau Pedalaman, berdekatan dengan lokasi Istana Amantubillah tepatnya berhadapan dengan Masjid Jami’atul Khair Mempawah, Kalimantan Barat.