PENGGUNAAN SAMPING POLENG DAN SAMPING MERONG PADA PEREMPUAN BADUY
Oleh:
Ria Andayani Somantri
(BPNB Jabar)
Samping merong menunjuk pada pakaian bagian bawah yang digunakan oleh wanita di Baduy Panamping/Baduy Luar. Pakaian tersebut dibuat dari merong, yakni kain dengan motif batik khas Baduy. Kain merong tersebut dijahit pada kedua ujungnya seperti sarung, model inilah yang dinamakan samping merong di Baduy Panamping/Baduy Luar. Ada beberapa motif merong, di antaranya motif batik hariang, dayang sumbi, kembang aggrek, kembang picung, ampera, darmayu, dan memble. Warna samping merong yang paling dominan dan wajib dimiliki oleh wanita Baduy Panamping/Baduy Luar adalah biru dengan motif batik hariang. Adapun warna lainnya sebagai pelengkap adalah hitam, hijau, coklat, dll. Mereka tidak membuat sendiri samping merong tersebut, namun mereka membelinya dari Tanah Abang Jakarta. Untuk memenuhi kebutuhan akan samping merong, terdapat kios-kios di luar dan di dalam wilayah Baduy yang juga menjual samping merong, khususnya untuk wisatawan yang datang ke baduy.
Cara menggunakan samping merong, bisa melalui kepala atau kaki yang lebih dulu dimasukkan ke dalam samping. Selanjutnya samping diletakkan sesuai keinginan, apakah akan disamping panjang/disamping landung, disamping jangkung, disamping luhur atau disamping pungsat.
Jika seorang perempuan akan disamping panjang/disampng landung, posisi samping berada di pinggang sambil dipegang oleh tangan kiri dan tangan kanan. Panjang samping diatur agar sampai ke mata kaki. Jika terlalu panjang, bagian atas samping dilipat ke arah dalam samping agar diperoleh tinggi semata kaki. Lebar samping yang di sebelah kiri dan sebelah kanan biasanya tidak sama. Misalnya, lebar di sebelah kiri lebih pendek dan sebelah kanan lebih panjang. Kemudian, tangan sebelah kanan melipat samping sebelah kanan ke posisi sebelah kiri yang lebih pendek. Selanjutnya, tangan kiri dan tangan kanan menyimpul mati kedua ujung samping agar kuat menempel di pinggang. Cara seperti itu bisa dilakukan juga untuk arah sebaliknya. Model samping tersebut biasa digunakan untuk sehari-hari.
Jika seorang perempuan akan disamping luhur atau disamping pungsat, posisi samping berada di pinggang hingga sedikit di bawah lutut. Cara menggunakan dan mengatur tinggi samping sama dengan disamping landung, hanya tingginya yang berbeda. Model samping seperti itu biasanya digunakan saat berjalan jauh atau beraktivitas agar bagian bawah samping tidak terinjak.
Jika seorang perempuan akan disamping jangkung, posisi samping merong berada di dada (menutupi payudara) sampai ke bawah sesuai dengan tinggi samping. Agar samping dapat menempel di badan, samping dibentangkan ke sebelah kiri, sedangkan samping yang di sebelah kanan menempel di sisi badan sebelah kanan. Kemudian, samping merong yang di sebelah kiri tadi dilipat ke sebelah kanan. Agar tidak melorot, ujung samping yang dilipat disisipkan di antara dada dan samping. Cara seperti itu bisa dilakukan pada posisi sebaliknya. Model samping tersebut biasanya digunakan saat wanita Baduy Panamping/Baduy Luar akan pergi mandi;
Selain dijadikan samping, kain merong juga sekarang dijadikan bahan untuk membuat rok. Model rok biasanya sangat sederhana, bagian pinggang disesuaikan dengan ukuran lingkar pinggang pemakainya, bagian bawah rok agak lebar atau longgar, dan panjang rok umumnya semata kaki. Rok juga menjadi alternatif pakaian bawah yang digunakan oleh para wanita di Baduy Panamping/Baduy Luar. Peminat rok merong biasanya perempuan yang relatif muda. Pertimbangan mereka untuk menggunakan rok merong karena dipandang lebih praktis dibandingkan dengan samping merong. Rok biasanya dipasangkan dengan kabaya atau pakaian bagian atas lainnya. Ketika seorang perempuan menggunakan rok merong, pakaian bagian atas biasanya dikeluarkan.
Masih ada satu lagi pakaian bagian bawah yang wajib dimiliki oleh wanita di Baduy Panamping/ Baduy Luar, yaitu samping poleng. Samping poleng adalah kain tenun dengan warna dasar hitam, ada variasi garis tipis berwarna biru terang dan merah. Pada bagian kedua sisi panjangnya berwarna biru terang. Kedua sisi lebar kain tenun itu dijahit hingga menyerupai sarung. Kain tenun yang menyerupai sarung seperti itulah yang disebut samping poleng di Baduy Panamping/Baduy Luar. Samping poleng tidak digunakan sebagai pakaian sehari-hari, melainkan khusus digunakan untuk acara adat dan saat berkunjung ke Baduy Dalam/Baduy Tangtu. Untuk memenuhi kebutuhan akan samping poleng, wanita di Baduy Panamping/ Baduy Luar menenun sendiri kainnya.
Cara menggunakan samping poleng hampir sama dengan menggunakan samping merong. Umumnya, samping poleng dipakai dari pinggang sampai mata kaki atau digunakan seorang perempuan dengan cara disamping landung. Samping poleng biasanya dipasangkan dengan pakaian bagian atas berupa karembong merong dan kabaya berwarna putih.