Pengobatan tradisional yang terus ada hingga saat ini menurut Sudardi (“Deskripsi Antropologi Medis; Manfaat Binatang dalam Tradisi Pengobatan Jawa”, dalam Jumantara Vol. 2 No. 2 2012: 4) dilakukan dengan menggunakan bahan yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu bahan tanaman untuk kemudian lebih dikenal dengan pengobatan herbalmedicine, dan bahan binatang yang dikenal dengan istilah animalmedicine. Lebih lanjut bahwa perkembangan saat ini menempatkan herbalmedicine lebih mendominasi dibandingkan dengan animalmedicine. Penyebabnya adalah semakin langkanya hewan yang digunakan untuk pengobatan.
Terapi yang digunakan dalam pengobatan tradisional di Cirebon di antaranya dilakukan dengan menggunakan terapi spiritual Islami, terapi olah nafas, terapi pijat, dan terapi psikologis. Seluruh terapi yang digunakan, terkecuali terapi psikologis dan terapi spiritual Islami, sangat berguna untuk mengatasi penyakit ragawi. Terapi psikologis secara khusus digunakan untuk mengatasi penyakit kejiwaan. Sementara untuk terapi spiritual Islami digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh gangguan mahluk halus.
Pasien yang datang kepada pengobat tradsional bukan disebabkan ketidakpercayaan kepada teknik pengobatan modern. Mereka merasa sangat terbantu dengan pengobatan tradisional karena dapat dapat dipraktekan sendiri tanpa bantuan tenaga medis. Mengenai tingkat kesembuhan yang dialami pasien, pengobat tradisional selalu mengatakan bahwa sehat dan sakitnya manusia tergantung pada Allah Swt. Sementara ia (pengobat) hanyalah sebagai perantara dalam mengusahakan kesembuhan pasien.
Adapun jenis penyakit yang diderita pasien dapat diusahakan oleh pengobat mulai dari penyakit yang tergolong ringan hingga yang berat sekalipun. Khusus penyakit yang tergolong berat, dibutuhkan waktu dan ketekunan yang harus ditaati pasien. Selain itu, dukungan sosial yang dalam hal ini adalah keluarga dan kerabat sangatlah mendukung untuk kesembuhan pasien. Perihal dukungan sosial akan sangat berpengaruh pada kasus penyakit kejiwaan. Salah seorang pengobat menuturkan pengalamannya dalam menyembuhkan penyakit kejiwaan (gila) pada salah satu pasien. Sang pasien sudah dapat dikatakan sembuh. Namun, beberapa waktu kemudian penyakitnya kambuh lagi. Belakangan diketahui penyebab utamanya adalah tekanan mental dari kerabat dan keluarganya yang membuat sang pasien tidak mampu mengatasi dan berimplikasi pada kondisi kejiwaannya.
Pengetahuan yang diperoleh para pengobat rata-rata berasal dari warisan kerabat atau keluarganya. Dengan usaha memperdalam teknik pengobatan yang dilakukan secara otodidak, ditambah bakat mengobati yang sudah ada sebelumnya, maka teknik pengobatan para pengobat tradisional semakin matang. Alhasil, ia kemudian mulai mempraktekan pengobatannya pada orang lain dan berhasil. Informasi dari mulut kemulut mengenai keberhasilan dari upaya pengobatan yang dilakukan pengobat tersebut pada akhirnya membuat pengobat tradisional tersebut semakin dikenal tidak hanya diwilayahnya sendiri (Cirebon) melainkan dikenal hingga ke daerah lain.(Irvan)
Dikutip dari: Irvan Setiawan dkk, “Pengetahuan Masyarakat tentang Pengobatan Tradisional Tradisional di Jabar (Cirebon)”, Laporan Pengkajian Pelestarian Nilai Budaya, Bandung: BPNB Jabar, 2017