MANEKA Vol.3 No.1 : Jendela Informasi Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

You are currently viewing MANEKA Vol.3 No.1 : Jendela Informasi Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

MANEKA Vol.3 No.1 : Jendela Informasi Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

MANEKA Vol.3 No.1 : Jendela Informasi Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Rempah adalah sebuah kata yang dimengerti oleh banyak kalangan masyarakat hanya sebatas pada sekumpulan bumbu dapur yang digunakan sebagai bahan masakan. Namun, apakah hanya digunakan untuk bumbu dapur semata? Berdasarkan catatan sejarah, rempah juga digunakan sebagai bahan kecantikan, pengobatan, pengawet, dan kebugaran.

Beranjak dari fungsi yang ada pada rempah tersebut, banyak bangsa di berbagai penjuru dunia yang menginginkan keberadaan rempah di wilayahnya. Oleh karena itu, titik-titik rempah kerap menjadi lokasi persinggahan kapal-kapal asing untuk membeli dan menjual kembali rempah-rempah tersebut, baik di dalam maupun di luar wilayahnya. Proses jual beli rempah pada waktu itu sempat menjadi primadona karena harga rempah yang lebih mahal dari emas.

Lalu lintas kapal-kapal yang semakin banyak berlayar ke titik-titik rempah kemudian membentuk sebuah jalur perdagangan yang dikenal dengan nama jalur rempah. Dari beberapa jalur rempah di dunia, Indonesia pada zaman dahulu sudah dikenal sebagai gudang rempah dan memiliki titik-titik perdagangan rempah di antaranya Banda Neira, Ternate, Makassar, Banjarmasin, Tanjung Uban, Belawan, Lhokseumawe, Padang, Banten, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Benoa. Seiring berjalannya waktu, peminat rempah semakin berkurang karena adanya inovasi di bidang kesehatan, kecantikan, pengawetan, dan kebugaran. Pada saat ini, rempah dipandang sebagai sebuah komoditi biasa. Lalu, apakah hal ini juga berimbas pada tingkat perekonomian pada titik-titik rempah yang dulu pernah berjaya? Perlu diingat bahwa aktivitas perdagangan rempah dilakukan oleh beranekaragam bangsa yang memiliki latar belakang budaya berbeda.

Proses interaksi antara bangsa lain dan penduduk di wilayah rempah menghasilkan percampuran budaya melalui ragam kesenian, kuliner, ramuan, kriya, dan fashion sehingga menciptakan produk budaya rempah. Saat ini, beberapa produk budaya rempah masih dapat dijumpai namun banyak masyarakat yang masih belum menyadari. Melalui upaya pengembangan dan pemanfaatan produk budaya rempah, bukan tidak mungkin akan mampu membangkitkan perekonomian pada titik-titik wilayah rempah melalui penjualan berbagai komoditi produk budaya rempah.

DATA JUDUL MANEKA Vol.3 No.1:

  • Rabeg “Kuliner Jalur Rempah Provinsi Banten”
  • Kisah Kejayaan Kina “di Priangan”
  • Perjalanan Niin Neran “Menjadi Dalang Wayang Kulit Betawi”
  • Kegiatan BPNB Jabar “Periode Januari – Juni 2021”
  • Mosaik Budaya dan Sejarah Jakarta “Perkembangan jaringan perdagangan sejak masa Sunda Kelapa pada abad ke -15 telah memberikan pengaruh bagi perkembangan Jakarta untuk menjadi salah satu kota kosmopolitan di kawasan Asia .
  • Banten : Cerita Sejarah dan Warisan Budaya Jalur Rempah Nusantara “Lada yang berasal dari Banten
  • sebelum Masa Dinasti Islam diperdagangkan hingga ke Tuban, Malaka, Palembang, bahkan hingga ke Maladewa”.
  • Jejak Lada dalam Khazanah Kuliner Banten “Adanya hidangan seperti angeun lada dapat pula menjadi petunjuk kuat betapa “budaya lada” atau kehidupan masyarakat yang bertalian dengan lada masih
  • mengendap dalam kehidupan masyarakat Banten di masa kini.abad ke-16.

PENERBIT
Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Jawa Barat

PENGARAH
Jumhari

PENANGGUNG JAWAB ADM
Hendra Gunawan

KETUA REDAKSI
Ali Gufron

PENGELOLA ISI
Ria Andayani S.
Irvan Setiawan
Yanti Nisfiyanti

DOKUMENTASI
Dian Dianawati

LAYOUT
Rizki Syaban Choliludin

SIRKULASI
Yayan Yunaringsah AS

OFFICE
Jl. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung – 40294
Phone +62 227804942
Fax +62 227804942

E-mail. bpnbbandung@ymail.com
Web. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/
Blog. http://bpsnt-bandung.blogspot.com/
Facebook. @pagebpnbjabar
Instagram. @bpnbjabar
Youtube. @bpnbjabar

BACA: