Oleh:
Wildan Nirmala
(Pustakawan Muda di Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat)
“Semua bidang pekerjaan layaknya harus dihargai dan diperhatikan karena mengelola perpustakaan dengan baik pun dibutuhkan orang-orang yang memang ahli dibidangnya”
Bercerita tentang profesi pustakawan rasanya seperti membuka luka lama, luka yang hampir terlupakan karena pada akhirnya adalah bahagia yang didapatkan. Definisi bahagia bagi setiap orang pasti berbeda-beda menurut sudut pandang dari masing-masing orang itu sendiri. Contoh: bahagia itu sederhana, hanya berfoto bareng doi di perpustakaan saja sudah bahagia, bahagia itu sederhana, ketika pemustaka bilang terima kasih sudah dibantu dalam pencarian koleksinya…..itu juga bahagia. Kalau yang satu ini pasti semua setuju, bahwa bahagia itu ketika ngumpul bareng keluarga. Tetapi hakikatnya bahagia itu datangnya dari hati kita dari lubuk hati yang paling dalam…..apapun bentuknya hanya kita yang dapat merasakan kebahagiaan itu.
Perpustakaan, kepustakawanan, adalah dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari rangkaian perjalanan seorang pustakawan. Pengertian pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh Lembaga Induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. (/Ilmu Perpustakaan dan Profesi Pustakawan/ : Dian Sinaga : Lampiran 3 Bab 1 :95).
Tidak mudah memang menjalani pekerjaan menjadi seorang pengelola perpustakaan karena idealnya seorang pustakawan adalah memiliki profesionalitas dalam bekerja, memiliki etos kerja yang tinggi, mandiri, loyalitas terhadap profesi, luwes, komunikatif dan tentu saja ramah dalam melayani pemustaka. Ini merupakan bentuk kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan, yang selanjutnya ditambahkan dengan selalu siaga dan tanggap terhadap kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengapa penulis bahagia dengan profesi pustakawan? Jawabannya adalah karena perjuangan mendapatkan profesi ini tidaklah mudah, 12 tahun bukan waktu yang sebentar dalam pencarian jatidiri sebagai seorang abdi negara yang ingin mengembangkan karirnya. Tidak muluk-muluk dalam pencarian jatidiri hanya ingin mengabdi sebagai ASN yang diakui profesinya, yakni pustakawan. Entah kenapa sejak tahun 2005 penulis sudah merasa tertarik dengan pekerjaan di perpustakaan, padahal orang berlomba-lomba tidak mau ditempatkan di bagian perpustakaan. Heran rasanya mengapa mereka tidak mau ditempatkan di bagian perpustakaan, padahal jika kita cerdas menyikapi situasi…..peluang untuk kita mengembangkan karir sangatlah mumpuni. Jangan melihat ruang perpustakaan yang tidak luas seluas milik Perpustakaan Nasional atau perpustakaan-perpustakaan daerah yang memang mengkhususkan dirinya dibidang perpustakaan. Tetapi, lihatlah konten informasi yang dimiliki oleh institusi tempat kita bekerja walaupun hanya sebuah perpustakaan khusus, tidak menutup kemungkinan dalam hal konten informasi pasti banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
Keinginan hati yang menggebu ingin menata dan mengubah perpustakaan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak ……itu terus bergejolak dalam hati. Makanya, dulu ketika mengawali ditugaskan sebagai petugas perpustakaan, semua pekerjaan di perpustakaan dilakukan dengan senang hati…..dari menata buku-buku di rak, membersihkan rak-rak yang berdebu, membersihkan koleksi-koleksi yang berdebu, hingga mengangkat memindahkan koleksi dari rak satu ke rak yang lainnya, belajar membuat klasifikasi, membuat katalog, melayani pemustaka itu semua dilakukan dengan ketulusan hati dan penuh keihklasan. Buah dari ketulusan hati ini yang mendatangkan kebahagiaan bagi penulis walaupun harus menunggu lama yakni profesi pustakawan dalam genggaman………………yeaay…..bahagia. Seperti dalam film anak-anak /DORA THE EXPLORER /….berhasil…..berhasil.
Tidak usah merasa malu ketika kita bertugas di perpustakaan, tidak usah merasa disepelekan ketika kita bertugas di perpustakaan, tidak usah gengsi pula ketika kita harus angkat-angkat koleksi dan membersihkan debu-debu sampai melayani pemustaka, ………..karena seluruh pekerjaanitu butuh keahlian, jadi jangan menganggap enteng bertugas di perpustakaan. Itu hanya sebagian pekerjaan yang ringan, selebihnya pustakawan harus mampu melakukan layanan teknis yang sifatnya konseptual. Semua bidang pekerjaan layaknya harus dihargai dan diperhatikan karena mengelola perpustakaan dengan baik pun dibutuhkan orang-orang yang memang ahli dibidangnya. Teruslah berusaha mengangkat citra perpustakaan dengan baik, setahap demi setahap sedikit banyak bisa mengubah /mindset/ lingkungan sekitar kita bahwa perpustakaan merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah institusi, sehingga profesi pustakawan merupakan bagian yang dibutuhkan untuk mengelola perpustakaan itu sendiri.
Jujur bentuk kebahagiaan dari penulis setelah menjadi seorang pustakawan adalah lebih memiliki tanggung jawab karena profesi yang diemban, dapat mengubah kepribadian penulis dalam budaya etos kerja……….artinya seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pustakawan tentunya harus merujuk pada pekerjaan yang dapat mendukung kemajuan/perkembangan institusi dalam melakukan penyebaran informasi dan lebih meningkatkan dalam bentuk layanan publik sesuai dengan visi misi institusi. Itulah cerita bahagia penulis menjadi seorang pustakawan, tulisan ini tentu saja jauh dari kata bagus semoga tulisan ini dapat menginspirasi dan memberikan manfaat bagi yang membaca.
Salam Literasi
Repost : Bahagiaku Adalah Menjadi Pustakawan