Uniknya Lesung pada Seni Gendreh di Desa Cileles Kabupaten Lebak Banten

You are currently viewing Uniknya Lesung pada Seni Gendreh di Desa Cileles Kabupaten Lebak Banten

Uniknya Lesung pada Seni Gendreh di Desa Cileles Kabupaten Lebak Banten

Uniknya Lesung pada Seni Gendreh
di Desa Cileles Kabupaten Lebak Banten

Oleh:
Ani Rostiyati
(BPNB Jabar)

Seni Gendreh adalah tradisi menumbuk padi di lesung yang terdapat di Desa Cileles, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten. Aktivitas ini dilakukan secara bersama-sama oleh 6 sampai dengan 10 orang perempuan. Saat menumbuk padi, benturan alu saling berganti mengenai bagian lesung dan akan menghasilkan suara khas membentuk harmonisasi. Terkadang suara-suara itu menjadi “mainan” dan hiburan para ibu-ibu, sambil bersenda gurau satu sama lain menghilangkan rasa lelah. Lama kelamaan bunyi-bunyi yang dihasilkan saat menumbuk padi berkembang, divariasikan, dan akhirnya muncul menjadi Seni Gendreh (tutunggulan), yang menjadi salah satu kesenian buhun masyarakat Sunda. Memainkan Seni Gendreh dengan alat berupa alu (halu) dan lesung (leusung) dengan irama yang diatur akhirnya melahirkan sebuah lagu. Beberapa macam bunyi yang dihasilkan dari kesenian ini adalah trok, tung, dung, prek, trok, tung, dan dung, yang dihasilkan dari benturan antara alu dengan lesung, baik dari posisi lurus dan silang.

Bu Nining

Seorang tokoh Seni Gendreh yakni ibu Nining asal Desa Cileles, pimpinan Seni Gendreh Mutiara Getek, mengatakan bahwa dia sudah 30 tahun menjadi pembina dan tergabung dalam Seni Gendreh sebagai penyanyi. Dia sudah menciptakan banyak lagu Seni Gendreh dengan pesan tentang pembangunan, pendidikan, kesejahteraan, dan keinginan kepada pemerintah. Menurut dia, awalnya Seni Gendreh memiliki fungsi ritual sebagai penghormatan pada Dewi Sri (Padi), kemudian lambat laun berkembang menjadi bentuk kesenian yang memiliki irama dan lagu. Saat ini, Seni Gendreh menjadi media “patepung” atau bertemunya warga; juga sebagai media komunikasi untuk mengundang agar warga hadir di suatu pertemuan. Seni Gendreh juga menjadi simbol kebahagian warga dalam menjalani tahapan lingkaran kehidupannya, seperti saat upacara khitanan dan pernikahan.


Pamebeukan (lubang di kepala lesung), Lesung, dan kepala lesung

Bagi masyarakat Cileles, lesung dan alu memiliki arti tersendiri yakni merupakan simbol kehidupan. Lesung dianggap simbol perempuan (berlubang) dan alu simbol laki-laki. Keunikan lesung dari Cileles adalah memiliki bentuk unik dan khas serta berusia lebih dari 200 tahun. Bagian lesung terdiri atas panyongsong, yakni lubang kecil yang ada di bagian ekor lesung yang disebut dengan liangan sebagai simbol dari perempuan; pamebeukan, yakni lubang kecil yang ada di bagian kepala lesung; pamoroyan, yakni lubang yang terdapat pada badan lesung; dan hulu lesung yang disebut dengan kepala lesung.