Tradisi Lisan Natoni Masyarakat Etnis Dawan di Desa Letmafo, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur

0
7555

Tradisi lisan natoni merupakan salah satu tradisi yang masih berkembang pada masyarakat etnis Dawan yang tersebar di wilayah Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS) dan sebagian Kabupaten Kupang. Natoni adalah salah satu bentuk cara menyampaikan pesan ke khalayak umum maupun perorangan atau kelompok menggunakan bahasa Dawan dalam tingkatan yang tinggi.

Pada bulan Maret lalu, Tim peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali yang terdiri dari I Gusti Ngurah Jayanti, I Made Satyananda dan I Made Suarsana melakukan pengkajian mengenai tradisi lisan natoni yang sudah teregistrasi nasional sebagai warisan budaya takbenda dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tim peneliti BPNB Bali melakukan penelitian di Desa Letmafo, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.

Ngurah Jayanti sebagai ketua tim peneliti menjelaskan bahwa pada hakikatnya, Natoni dipahami sebagai ungkapan untuk menyampaikan pesan yang dinyatakan dalam bentuk syair-syair kiasan adat yang dituturkan secara lisan oleh seorang penutur. Penutur ditemani oleh sekelompok orang sebagai pendamping dan juga sekaligus menekankan apa yang diucapkan oleh seorang Natonis (sebutan untuk penutur).

Natoni dilakukan pada setiap fase-fase atau jenjang kehidupan. Tradisi ini dapat dilihat pada aktivitas pertanian, daur kehidupan (kelahiran, perkawinan dan kematian), pembangunan rumah adat, persembahan terhadap Uis Neno maupun Uis Pah dan lain sebagainya. Pada intinya, semua aktivitas adat didahului dengan melaksanakan tradisi lisan Natoni.

Setiap melakukan Natoni, seorang Natonis akan menyampaikan pesan sesuai dengan kondisi dan situasi yang sedang berlangsung. Misalnya saja dalam aktivitas perkawinan, seorang Natonis akan menyampaikan pesan yang terkait dengan keselamatan kedua mempelai. Begitu juga dalam melakukan Natoni yang lain seperti misalnya dalam penyambutan tamu, memiliki cara yang penyampaian pesan yang berbeda dengan aktivitas perkawinan. Penyampaian pesan dalam tradisi lisan natoni disesuaikan dengan situasi yang sedang berlangsung. (WN)