Tahun ini kegiatan Seminar Nasional Hasil Penelitian BPNB Se-Indonesia digelar di Kabupaten Raja Ampat, Papua. Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua bertindak sebagai tuan rumah sekaligus penyelanggara kegiatan. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Raja Ampat yang mewakili Bupati yaitu Dr. Yusuf Salim di Pantai WTC (Waisai Torang Cinta) pada Sabtu (21/4).
Seminar nasional hasil penelitian sendiri pada tahun 2018 ini mengangkat tema “Merangkai Sejarah Budaya Maritim, Membangun Kebersamaan Berbangsa”. Kegiatan diikuti oleh sekitar 22 orang peneliti yang berasal dari masing-masing BPNB, narasumber ahli serta perwakilan penelitia tamu dari akademisi. Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali sendiri diwakili oleh A.A.Gde Rai Gria dan Wakhyuning Ngarsih. Masing-masing peneliti membawakan makalah yang berlatar belakang budaya serta sejarah. A.A. Gde Rai Gria mempresentasikan tulisannya yang berjudul “Peran Pelabuhan Benoa Dalam Memperkokoh Integritas Pada Masyarakat Multikulur Di Bali”, sedangkan Wakhyuning Ngarsih mempresentasikan tulisannya yang berjudul “Pengaruh Perdagangan Cendana Pada Abad Ke XIV Terhadap Multikulturalisme Di Solor”.
Selain seminar hasil penelitian, ada beberapa kegiatan pendukungan lain diantaranya yaitu:
- Gebyar Seni Multikultur se-Indonesia, dengan tema: “Harmoni Kebhinekaan Dalam Bingkai Seni”. Setiap BPNB menampilkan 2 tarian.
- Pameran Hasil Penelitian BPNB se-Indonesia, tema: “Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional. Pameran ini menampilkan buku, jurnal, buletin hasil penelitian dari
masing-masing BPNB dan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional dalam bentuk foto, cakram padat, media cetak dan media promosi lainnya.
Kegiatan seminar hasil dan rangkaian pendukungnya rencananya akan dilaksanakan hingga 24 April mendatang. (WN)