Seperti diketahui, Flores Timur adalah tanah seribu ritus. Begitu banyak ritus yang dilaksanakan, baik berhubungan dengan siklus hidup manusia, budaya ladang, laut, bersih kampung maupun ritus yang terkait dengan alam. Ritus melekat erat dengan situs sebagai lokus pelaksanaan, pun mantra/sastra lisan sebagai sarana komunikasi dengan realitas transenden serta syukur atau kegembiraan pasca terselenggaranya ritus. Penamaan Festival Lamaholot Flores Timur 2019 karena Lamaholot adalah kesatuan dari berbagai hal tersebut, baik asal-usul maupun corak-ragam praktek ritus dan kesenian. Lamaholot menyiratkan keberagaman, kekayaan yang disatukan.
Berdasarkan kenyataan tersebut pemerintah memiliki kewajiban tidak hanya berupaya melindungi dan menjaga tetapi juga mengembangkan dan memanfaatkannya bagi peningkatan kualitas hidup masyarakatnya. Kekayaan ritus dan tradisi lisan harus tetap bisa menjaga kohesivitas kolektif masyarakat serta memberi kontribusi nyata bagi peningkatan ekonomi dan pergaulan lintas-budaya. Oleh karena itu, dari Festival Lamaholot Flores Timur 2019 diharapkan ada perkembangan dari sisi kualitas, jangkauan dan dampaknya bagi pertumbuhan Festival Seni-Budaya di daratan dan pulau di wilayah Kabupaten Flores Timur di masa yang akan datang. Karena itulah kemudian Festival ini masuk kedalam kalender Indonesiana. Dimana Indonesiana adalah platform pendukung kegiatan seni budaya di Indonesia yang bertujuan untuk membantu tata kelola kegiatan seni budaya yang berkelanjutan, berjejaring, dan berkembang.
Indonesiana diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Indonesiana dikerjakan dengan semangat gotong royong dan dengan melibatkan semua pihak dari tingkatan kementerian, UPT kementerian, pemerintah daerah, serta seluruh masyarakat di lokasi kegiatan yang memiliki kepedulian dan kepentingan atas pemajuan kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah BPNB Bali.
Sebagai unit pelaksana teknis dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali turut berperan serta dalam rangkaian kegiatan Festival Lamaholot Flores Timur. Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali menyelenggarakan kegiatan Sarasehan Budaya pada Jumat (13/9) lalu. Dengan mengangkat tema “Budaya Lamaholot Sebagai Kekuatan, Modal Sosial dan Kultural serta Jati Diri Masyarakat Flores Timur”, kegiatan ini melibatkan penggiat budaya, seniman, akademisi, mahasiswa, siswa SMA serta masyarakat umum.
Adapun tujuan diselenggarakannya kegiatan ini yaitu sebagai media untuk melestarikan budaya nusantara khususnya budaya Lamaholot serta merangsang daya tarik dan kesadaran masyarakat dalam memahami budaya Lamaholot. Disamping itu, kegiatan ini memiliki tujuan khusus sebagai media untuk memperkenalkan dan memahami secara lebih dalam tentang nilai-nilai luhur yang terkandung pada budaya Lamaholot serta meningkatkan kesadaran peserta dengan kelestarian budaya Lamaholot.
Dari kegiatan Sarasehan Budaya dalam Festival Lamaholot tersebut, ada beberapa hal yang dapat dirumuskan. Diantaranya yaitu:
1. Kebudayaan yang mengandung nilai untuk dilindungi bukanlah bahan untuk promosi pariwisata. Oleh karenanya diharapkan ada sebuah kementerian yang khusus menangani bidang kebudayaan.
2. Kebudayaan lokal untuk dimasukkan dalam materi muatan lokal bagi anak-anak di sekolah. Tapi yang menjadi PR adalah apakah anak-anak tertarik mempelajari kebudayaan daerah melalui materi di sekolah.
3. Sharing tentang kebudayaan lokal tidak hanya melalui materi formal di sekolah, tetapi juga dapat melalui media seperti festival dengan sistem yang disebut dengan gotong royong. Ini yang sedang coba dibangung oleh Platform Indonesiana.
4. Terkait dengan kerjasama untuk membangun kebudayaan harus dirubah tidak bersifat atas-bawah tetapi sebaliknya harus dimulai terlebih dahulu dari bawah (hilir). Setelahnya baru dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan yang mau membantu dalam pembangunan kebudayaan tersebut.
5. Adanya Peraturan Daerah yang dapat melindungi keberadaan komunitas adat di Kabupaten Flores Timur.
6. Lokakarya lanjutan tentang Gemohing. Gemohing merupakan suatu budaya dalam Lamaholot. Dapat diartikan sebagai gotong royong ala masyarakat Lamaholot.
7. Komunikasi yang efektif antara komunitas adat yang ada di kampung-kampung dengan lembaga pemerintah.
8. Dilaksanakan forum lanjutan dari Sarasehan Budaya melalui komunitas-komunitas kecil, seperti misalnya komunitas desa adat. Tidak harus besar, namun dilakukan secara berkesinambungan. (WN)